TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor dr Ilham Chaidir mengatakan tingginya tingkat penyebaran kasus Covid-19 varian Omicron karena kesadaran masyarakat soal protokol kesehatan berkurang.
"Keadaan penyebaran varian Omicron saat ini memang berbeda dengan pada saat Delta, yang kelihatannya di saat Omicron, pasiennya lebih awarness hazard- nya agak kurang," kata dia di Bogor, Kamis, 10 Februari 2022.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Bogor itu menambahkan, tingkat kesadaran yang kurang akan antisipasi penyebaran varian Omicron ini diakibatkan karena beberapa hal, yakni banyak masyarakat yang menganggap Omicron hanya kasus ringan. "Banyak yang menggap hanya virus ringan hampir sama dengan kasus influensa biasa, " kata dia.
Ditambah lagi banyak masyarakat yang sudah sangat jenuh dengan adanya pembatasan. Hingga banyak masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan. "Warga sudah jenuh dibatasi geraknya, jadi tidak lagi mengindahkan protokol kesehatan, " kata dia.
Akibatnya, banyak pasien terus berdatangan ke RSUD dengan berbagai gejala, sehingga pasien umumnya tetap tinggi. "Saat ini pasien umum yang datang pun sangat tinggi, sementara untuk pasien Covid masih terkendali," kata dia
Berdasarkan data, RSUD Kota Bogor memiliki fasilitas tempat tidur yang disediakan berjumlah 152 bed dan yang terisi sudah 66 tempat tidur.
"Artinya BOR di RSUD Kota Bogor mencapai 52,6 persen, sedangkan untuk persediaan obat dan oksigen yang dimiliki RSUD insya Allah masih tercukupi," kata dr Ilham.