3. Terbagi 5 Zona
Kontraktor membagi pembangunan sirkuit ke dalam 5 zona. Dari lima zona tersebut, Zona 5 adalah yang paling sulit dan menguras energi. Zona 5 memiliki panjang 1,04 kilometer, dan jika membayangkan pada bentuk kuda lumping, Zona 5 adalah bagian dari kepala kuda, yang berarti memiliki tikungan tajam.
“Zona 5 juga berdiri di atas tanah lunak dan ini menjadi permasalahan,” kata Penanggung jawab konstruksi dari PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk, Ari Wibowo.
Zona 5 adalah wilayah konstruksi yang paling banyak dikerahkan unit alat berat, yakni 10 unit excavator PC 200, 2 unit Dozzer, 1 unit Vibro roller, 1 unit truk tronton, dan 80 unit dump truck.
Ari mengatakan kontraktor sedang fokus untuk pengerasan tanah lunak di Zona 5. Pihaknya sudah menyelesaikan konstruksi bawah dan saat ini sedang mengerjakan konstruksi atas. “Kami sedang mengerjakan base B, base A, dan kita hotmix,” katanya.
4. Pengerjaan dipantau FEO setiap pekan
Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Widi Amanasto mengatakan optimistis lintasan akan rampung pada akhir Maret hingga awal April. Ia mengatakan Ancol dipilih melalui proses uji tuntas atau due diligence oleh tim dari Formula E Operations (FEO) dan Jakpro.
Trek Formula E berbentuk unik seperti kuda lumping. Menurut Widi, bentuk kuda lumping tidak disengaja karena memang mengikuti kontur tanah.
Pengerjaan trek, kata Widi, disupervisi oleh FEO baik secara online maupun offline secara berkala satu sampai tiga kali setiap minggu.
5. Material yang dipakai
Untuk mengantisipasi air baik hujan atau air tanah dalam pembangunan sirkuit Formula E, kontraktor menggunakan limestone, sejenis batuan kapur, sebagai dasar pondasi bawah agar tanah stabil dan proses pengerasan. Selanjutnya limestone dilapisi geotextile non woven, kemudian diisi batu Base B setinggi 20 cm dan Base A setinggi 15 cm kemudian akan diberi hotmix.
Baca juga: Dukung Formula E, Menkop UKM Teten Masduki: Tingkatkan Omzet UMKM