TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Persaudaraan Alumni atau PA 212 Slamet Maarif menuntut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta maaf atas pernyataannya yang diduga membandingkan azan dengan suara anjing.
Hal ini disampaikan Slamet Maarif saat demonstrasi massa PA 212 di depan Kementerian Agama RI di kawasan Lapangan Banteng, Sawah Besar, Jakarta Pusat pada Jumat, 4 Maret 2022.
“Meminta maaf itu bukan hal yang merendahkan, tetapi justru memuliakan beliau,” kata Slamet Maarif.
Menurut Slamet, pengaturan suara azan belum tepat dilakukan mengingat pandemi telah menghambat umat Islam melakukan ibadah berjamaah. Apalagi, katanya, isu ini muncul menjelang Ramadan, karena selama bulan suci itu masyarakat sering menggunakan pengeras suara.
Ia juga mendesak aparat kepolisian untuk memproses beberapa laporan dugaan penistaan agama oleh Menag Yaqut. “Kami alumni 212 akan tetap mengawal dan memastikan agar kasus ini tetap diproses. Urusan mundur atau dipecat Presiden bukan urusan kami,” katanya.
Slamet Maarif juga mengatakan akan melakukan aksi pada 11 Maret di Bareskrim Polri RI untuk mengawal proses hukum terhadap Menag Yaqut.
PA 212 menggelar aksi memprotes Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atas pernyataannya saat wawancarandengan media di Pekanbaru pada 23 Februari lalu. Massa mulai berkumpul di depan Kementerian Agama di Jalan Lapangan Banteng Barat pukul 13.00 WIB.
Selain Slamet Maarif, aksi PA 212 ini juga dihadiri oleh menantu Rizieq Shihab, Hanif Alatas, yang melakukan orasi di atas podium. Demonstrasi PA 212 selesai setelah pembacaan pernyataan sikap bersama pada pukul 16.20 WIB.
Baca juga: 5 Poin yang Dituntut PA 212 saat Aksi di depan Kantor Menag Yaqut Cholil Qoumas