TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Bayu Satria masih belum tentukan sikap apakah akan ikut demo BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) yang yang digelar besok Senin 11 April 2022.
Ditemui pada aksi Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) di Patung Kuda Monas pada Ahad 10 April 2022, Bayu masih enggan menjawab apakah BEM UI ikut atau tidak pada aksi besok.
"Kami masih menentukan itu di internal. Yang jelas kami dari BEM UI akan terus melakukan gerakan yang lebih besar lebih masif yang muaranya salah satunya akan berlangsung pada besok hari," kata Bayu.
Bayu terus mengelak saat ditanya mengenai berangkat atau tidaknya BEM UI pada aksi besok. Ia berkelit dengan BEM SI Rakyat Bangkit menyerukan pernyataan aksi sendiri.
"Kita memilih tidak terpisah namun hari ini, konferensi pers Aliansi Mahasiswa Indonesia yang sebelumnya BEM SI Rakyat Bangkit sudah bergabung. Tapi kemudian satu dan lain hal ada yang membuat BEM SI Rakyat Bangkit menyerukan satu pernyataan aksi sendiri," kata Bayu.
Perbedaan sikap ini menurut BEM UI merupakan suatu yang sah dalam negara demokrasi.
"Kami rasa ini satu yang sah dalam negara demokrasi BEM SI Rakyat Bangkit begitupun Aliansi Masyarakat Indonesia berhak melakukan berbagai hal untuk menolak penundaan pemilu 2024, saya rasa itu penting semua gerakan, media itu penting demi kelancaran aksi kedepannya," kata Bayu.
Bayu menyampaikan bahwa gerakan mahasiswa akan bersatu. Gerakan ini guna menegur pemerintahan.
"Tentunya gerakan mahasiswa akan bersatu. Gerakan mahasiswa akan menjadi dentuman besar untuk menegur pemerintahan untuk menegur kekuasaan yang sewenang-wenang," kata Bayu.
Membuat aksi lanjutan
Bayu yang juga sekaligus perwakilan dari Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) menyampaikan bahwa akan segera membuat simposium rakyat yang akan dilaksanakan pada 13 April 2022. Yang selanjutnya akan dilaksanakan demo besar pada 21 April 2022.
"Jadi nantinya kita akan membuat sidang rakyat atau simposium akan kita bahas juga isu ketimpangan ekonomi yang berdampak pada kenaikan harga juga kepada penyerangan kepada rakyat sipil yang sekarang ini marak terjadi," kata Bayu.
"Itulah yang terus disuarakan aliansi masyarakat Indonesia, yang puncaknya akan dilaksanakan pada 21 April 2022," tambahnya.
Dalam simposium itu Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) akan membuat kajian-kajian yang akan berujung tuntutan pada Pemerintah.
"Akan ada kajian-kajian yang nantinya akan berisi tuntutan-tuntutan yang akan diberikan kepada pemerintah," jelasnya.
Yang menjadi perhatian AMI yaitu terkait dengan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Kedua terkait ketimpangan ekonomi yang membuat harga-harga naik, yang ketiga terkait penyerangan warga sipil yang sekarang marak terjadi.
"Tidak menutup kemungkinan akan ada kongres rakyat ada isu-isu lain yang real dirasakan oleh seluruh elemen masyarakat," tambahnya.
Bayu menyampaikan bahwa Aliansi Mahasiswa Indonesia atau AMI akan terbuka untuk semua kampus untuk menentukan sikapnya. Mereka membuka otonomi kepada setiap kampus untuk menyampaikan suaranya.
"Sejauh ini kami terbuka dan membuka otonomi kepada setiap kampus untuk menentukan jadi jika masih ada kampus yang belum menentukan itu juga dipersilahkan. Karena pada prinsipnya kami akan terus menyuarakan. Namun pada kondisi ini kami memberikan otonomi pada kampus-kampus," kata Bayu.
Baca juga: Aliansi Mahasiswa Indonesia Dahului BEM SI Demo Hari Ini di Patung Kuda Monas