TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah peristiwa mewarnai kemeriahan acara perpisahan Anies Baswedan Riza Patria yang bertajuk Terima Kasih Jakarta. Dukungan Anies jadi Presiden, ucapan terima kasih karena telah memimpin Ibu Kota, bahkan pencopetan hadir dalam acara tersebut.
Berdasarkan pantauan Tempo di lapangan, Anies Baswedan disambut warga dengan teriakan Presiden dan nyanyian berlirik Terima Kasih Pak Anies pada saat memasuki Balai Kota DKI setelah bersepeda dari rumah pribadinya di Lebak Bulus.
Di balik euforia warga yang mendukung Anies untuk maju di Pilpres 2024 dan menjadi RI, terselip sosok yang tidak satu suara.
Sosok pria tua dengan usia sekira 70-an berdiri di tengah-tengah pendukung Anies, tepatnya di depan panggung utama di Balai Kota beberapa kalai terlihat meneriakan kata-kata yang terkesan provokatif.
Pria itu menggunakan sebo atau penutup kepala dari rajutan benang wol dan menenteng tas hitam yang cukup besar di bahunya. Beberapa kali ia melontarkan kata-kata yang mencuri perhatian sekitar, seperti “Jangan lama-lama, dong,”; “Ah gitu doang,”; “Buruan potong tumpengnya, jangan kelamaan (ngomong), nanti basi,”.
Sontak, ketika kata-kata bernada provokatif tersebut dilontarkan, para pendukung maupun warga yang berada di sekitar pria tua itu saling melirik dan tersenyum sinis.
Peristiwa lain yang terjadi dalam acara tersebut, warga berebutan naik ke atas panggung bahkan mengambil alih spot khusus wartawan. Alhasil, terjadilah ketegangan antara warga dengan awak media karena dinilai menghalangi kerja media. Petugas keamanan yang bertugas pun tidak bisa berbuat banyak.
Selain itu, terjadi insiden pencopetan yang dialami oleh jurnalis yang tangah meliput Anies ketika bersepeda di Bundaran HI.
“Posisinya lagi mau videoin Pak Anies. HP satu saya pakai buat video dan yang satu lagi di kantong kiri. Saya lagi ngambil gambar sambil desak-desakan sama warga, tiba-tiba berasa ada orang ngambil hp di kantong karena berasa, langsung saya cari orangnya,” kata Jonathan, jurnalis Kumparan kepada Tempo.
Menurut Jonathan, orang yang mencoba mengambil ponsel miliknya berusia 40-an, mengenakan baju putih, dan berbadan kurus. “ Saya curiga itu dia yang ambil karena gerakannya langsung ngejauh. Saya tarik lah dia, saya teriakin copet, dan dia langsung buang HP,” ujarnya.
Ia pun berteriak copet dan tidak lama Satpol PP menggiring pria tersebut menjauh dari krumunan.
“Masih saya tunjuk-tunjuk itu orang sambil teriakin copet. Ngga lama ada petugas Satpol PP, saya ngeliat kaya ngegiring dia ngejauh dari kerumunan,” katanya.
Lantaran masih fokus mengambil gambar Anies, Jonathan kembali meletakan ponsel di kantongnya yang tidak lama insiden serupa terjadi dengan pelaku yang berbeda.
“Bener aja, gak lama, kejadian lagi. Hp diambil dan orangnya beda. Dia pakai baju hitam sama topi kupluk gitu. Saya tarik dan langsung teriakin copet. Sama aja, langsung dia buang HP saya,” ujarnya.
Jonathan tidak bisa melihat wajah pelaku lantaran kondisi yang berdesakan. “Tapi posisinya saya ngga sempat lihat mukanya karena udah pergi duluan. Untung dua kali HP saya diambil masih selamat. Masih rejeki kayanya,” ucapnya.
MUTIA YUANTISYA
Baca juga: Terima IMB dan Izin Prinsip Bangun Gereja, GPIB Sampaikan Terima Kasih ke Anies Baswedan