Dia menyebut relokasi SDN Pondokcina 1 itu untuk menyelamatkan para siswa, tenaga pengajar maupun staf sekolah, karena lokasinya yang berada di pinggir Jalan Margonda, yang merupakan jalan protokol Kota Depok.
“Kita juga sudah rencanakan pembelian lahan untuk kita bangunkan sekolahan yang lebih representatif daripada di pinggir jalan yang membahayakan, itu yang kita pikirkan,” kata Idris.
Soal pemindahan lokasi belajar para siswa SDN Pondokcina 1 yang akan digabung dengan sekolah lain, Idris menekankan, hal itu hanya efek dari transisi perpindahan ke gedung baru yang lahannya masih direncanakan tersebut. “Cuma permasalahan teknis, sabar sebentar,” kata Idris.
Polemik SDN Pondokcina 1 bermula dari pintu masuk sekolah yang tertutup oleh trotoar baru hasil revitalisasi di Jalan Margonda Raya pada Rabu 9 November 2022. Kasus itu viral karena para siswa maupun guru tak bisa keluar masuk hingga akhirnya dibuat jembatan darurat.
Rupanya trotoar itu sengaja dibuat tinggi melebihi permukaan tanah, karena sekolah tersebut sudah tidak dipakai untuk pembelajaran sejak 7 November 2022. Lahan bekas sekolah juga akan dialihfungsikan menjadi masjid.
Para siswa dipindahkan ke sekolah lain di Kelurahan Pondok Cina, yaitu dilebur ke SDN Pondokcina 3 dan 5.
Setelah dilakukan mediasi bersama DPRD Kota Depok pada Jumat 12 November 2022, disepakati kalau siswa-siswi SDN Pondokcina 1 masih dapat bersekolah di sekolahnya sebelum dilakukan pembangunan masjid, sementara trotoar yang telah dibuat tinggi harus dibongkar dan dibuat sejajar dengan permukaan tanah sekolah.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
Baca juga: Wali Kota Depok Sebut Masjid di Bekas SDN Pondokcina 1 Atas Arahan Ridwan Kamil