TEMPO.CO, Jakarta - Kasus pelecehan seksual kembali terjadi di dalam bus Transjakarta. Wakil Ketua Komisi E Bidang Kesra DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo meminta BUMD DKI itu lebih mengupayakan perlindungan terhadap anak dan perempuan yang naik bus Transjakarta.
"Terutama upaya preventif harus dikuatkan," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Senin, 27 Februari 2023.
Sebelumnya, seorang perempuan mengalami pelecehan seksual di bus Transjakarta rute Monas-Pulogadung pada Senin, 20 Februari 2023. Dia merasa bagian belakang tubuhnya digesek dengan alat kelamin terduga pelaku.
Selang lima hari kemudian, dugaan pelecehan kembali dialami penumpang Transjakarta non-BRT rute Kampung Melayu-Tanah Abang via Cikini pada Sabtu pagi, 25 Februari 2023.
Kejadian terjadi saat korban tengah duduk terlelap di dalam bus, tapi tiba-tiba mendapatkan pelecehan dari seorang pria yang duduk di sampingnya. Korban yang masih anak-anak ini lantas melapor kepada petugas Pramusapa.
Anggara mengingatkan PT Transjakarta jangan hanya menyediakan pos pengaduan. Sebab, pos tersebut berfungsi sebagai media pelaporan pelecehan seksual, sehingga upaya preventif tak berjalan.
"Upaya preventifnya bisa berupa petugas terlatih yang bisa membaca dan mencegah modus-modus pelecehan seksual," ucap dia.
Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini menuturkan petugas tersebut bisa membantu mengaturkan posisi yang lebih aman bagi perempuan dan anak-anak saat bus ramai penumpang.
Dia juga menyarankan PT Transjakarta menambah bus dan petugas di jam sibuk. Tujuannya agar dapat mengurangi kepadatan penumpang di dalam bus Transjakarta.
“Salah satu keadaan yang meningkatkan potensi pelecehan adalah kepadatan angkutan. Kalau jumlah armada banyak, tentu penumpang dapat lebih aman dan nyaman,” terang dia.
Pilihan Editor: Pelecehan Seksual di Transjakarta Terjadi Lagi, Kini Korban Anak-Anak
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.