TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Kesiapsiagaan Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB) Pangarso Suryotomo mengatakan Indonesia merupakan negara yang rawan dilanda bencana. Termasuk Ibu Kota DKI Jakarta yang kerap ditimpa bencana gempa dan banjir
Pangarso menuturkan masyarakat Indonesia harus mengetahui potensi bencana di tempat tinggal masing-masing serta daerah yang sedang disinggahi dan mempersiapkan mitigasinya dengan matang.
Salah satunya, BNPB mengimbau masyarakat untuk mengunduh aplikasi Inarisk guna mengetahui potensi bencana di daerah yang sedang disinggahi.
“Untuk mengetahui resiko ancaman yang terjadi di sana. Artinya untuk siap siaga masyarakat. Bencana itu terjadi pada saat tidak siap,” kata Pangarso saat ditemui Tempo usai menjadi narasumber pelatihan Survival on Disaster jurnalis di Ancol, Jakarta Utara, Sabtu, 24 Juni 2023.
Tempo mencoba mengunduh aplikasi Inarisk dari Playstore. Kemudian dari pencarian ditemukan kawasan DKI Jakarta mempunyai potensi bencana gempa dan banjir.
Pangarso menjelaskan selain untuk mengetahui potensi bencana, Inarisk memberikan informasi lokasi-lokasi pelayanan kesehatan, tempat pengungsi terdekat dari lokasi warga berada saat ini. “Sebenarnya aplikasi ini sudah kami sampaikan cukup lama dalam setiap kegiatan,” ucap dia.
Aplikasi Inarisk dapat diunduh secara gratis di Google Playstore untuk gawai jenis android. Namun, aplikasi belum tersedia di AppStore.
Apa yang perlu dipersiapkan menjadi warga yang tinggal di lokasi rawan bencana?.
BNPB menjelaskan yang perlu diketahui hidup di suatu tempat dengan potensi bencana tinggi, harus mempunyai persiapan matang terutama di lingkup keluarga. Ada 12 hal yang wajib dipersiapkan warga tinggal di kawasan bencana, yakni membentuk keluarga tangguh bencana.
Berikut 12 poin persiapan untuk membentuk keluarga yang tangguh bencana
- Mengetahui ancaman bencana yang dapat terjadi di sekitar mereka.
- Mengetahui cara melindungi diri jika terjadi bencana.
- Mengenali bagian dari dalam rumah yang dapat dijadikan sebagai perlindungan.
- Menghindari bagian di dalam rumah yang beresiko membahayakan.
- Mengetahui jalur evakuasi.
- Mengetahui titik kumpul di luar rumah yang telah disepakati.
- Menyiapkan perlengkapan standar darurat bencana untuk keluarga.
- Mencatat nomor telepon setiap keluarga.
- Mencatat nomor telepon penting terkait aktivitas setiap anggota keluarga.
- Mempraktikkan rencana kesiapsiagaan keluarga yang telah disepakati.
- Memperbaiki kekurangan yang terjadi saat praktik rencana kesiapsiagaan keluarga.
- Menyesuaikan kembali perencanaan sesuai kondisi terakhir ancaman bencana perubahan anggota keluarga serta kondisi rumah.
Siapkan Tas Siaga Bencana
BNPN meminta masyarakat menyiapkan tas siaga bencana dengan tujuan, jika terjadi bencana secara mendadak, maka tas tersebut menjadi bekal penyelamatan pertama kali untuk dibawa kabur.
Tas siaga bencana difungsikan sebagai penolong pertama penunjang kebutuhan hidup 72 jam pascabencana sebelum petugas pembawa bantuan datang.
Berikut isi dari tas siaga bencana:
- Dokumen penting seperti Kartu Keluarga, polis asuransi, sertifikat tanah dan surat berharga lain. Berkas itu ditaruh dalam plastik kedap air. BNPB juga menegaskan untuk surat-surat berharga dipindai dan diunggah dalam disk penyimpanan pribadi seperti Google Drive dan iCloud. Hal ini bertujuan jika terjadi bencana mendadak dan jika surat fisik rusak. Surat-surat dapat diselamatkan karena ada salinan online nya.
- Pembekalan seperti air minum kemasan, P3K, pakaian ganti, dan senter. Untuk makanan kemasan, dilakukan pengecekan berkala pada untuk mengetahui masa kedaluwarsa.
- Uang tunai, pisau lipat, alat tulis, jas hujan, tali nilon, peta, ponsel, charger dan power bank.
Pilihan Editor: Pemprov DKI Masih Pakai Target Banjir Surut 6 Jam ala Anies Baswedan