TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Bogor Devie Prihartini Sultani menilai kurangnya jumlah sekolah di Kota Bogor menjadi akar masalah kecurangan pada proses penerimaan peserta didik baru jalur zonasi alias PPBD zonasi.
"Kalau kita mau mendukung sistem zonasi, maka perlu adanya jumlah sekolah yang memadai," kata dia dilansir dari ANTARA pada Selasa, 11 Juli 2023.
Komisi IV DPRD Kota Bogor menggelar rapat kerja bersama tim khusus verifikasi PPDB kemarin. Usai rapat, Devie menyampaikan, anggota dewan akan mengeluarkan rekomendasi agar tak terjadi lagi polemik PPDB yang berulang setiap tahun. Dia berharap Pemerintah Kota Bogor bakal membuat rencana penanggulangan konflik PPDB.
Soal PPDB zonasi, lanjut Devie, DPRD Kota Bogor sudah mendorong pemerintah daerah untuk membangun sekolah baru. Akan tetapi, hingga kini, belum ada juga kebijakan ihwal pembangunan tersebut.
Sementara itu, Devie menilai, pembangunan sekolah satu atap di Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Saeral yang belum rampung itu tak menjawab kebutuhan sekolah baru di Kota Bogor. Menurut dia, Pemkot Bogor perlu memetakan kebutuhan sekolah saat ini.
"Maka harusnya ini kan dipetakan kebutuhannya di tingkat kecamatan dan kelurahan," ucap politikus NasDem itu.
Sebelumnya, Pemkot Bogor telah membentuk tim khusus untuk melakukan verifikasi faktual identitas anak yang tertera dalam kartu keluarga (KK). Tim tersebut mendapati beberapa kecurangan PPDB jalur zonasi, salah satunya penggunaan KK palsu. Modusnya adalah menumpang KK orang lain yang tinggal dekat sekolah.
Dalam rapat kerja bersama DPRD Kota Bogor, tim khusus tersebut juga menyampaikan sudah ada 900 data peserta PPDB zonasi yang diverifikasi. Dari jumlah itu, 577 di antaranya sudah sesuai dengan kondisi lapangan.
Sementara itu, data 297 peserta PPDB zonasi tidak sesuai, 36 peserta belum terverifikasi hingga rapat dimulai, dan tiga peserta tak dapat diverifikasi karena berdomisili di luar Kota Bogor.
Pilihan Editor: LRT Jabodebek Soft Launching 12 Juli, Warga Depok di Dekat Stasiun Harjamukti: Kami Memang Menunggu-nunggu