TEMPO.CO, Jakarta - Wilayah Cililitan termasuk di antara wilayah prioritas dalam program normalisasi Ciliwung yang diputuskan dijalankan kembali dalam upaya penanggulangan banjir Jakarta. Normalisasi tepatnya dimulai di sekitaran bibir sungai di Jalan Ciliwung 1, RT09/06 Kelurahan Cililitan, Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur.
Penggusuran untuk normalisasi Ciliwung di wilayah itu telah berlangsung sejak Juni lalu. Lurah Cilincing, Sukarya, menyebutkan bahwa 60-70 persen pembebasan lahan sudah mendapatkan ganti untung. "Maka itu Cililitan jadi program prioritas, permasalahannya tidak sulit," katanya saat ditemui di kantornya pada Selasa 8 Agustus 2023.
Sukarya berterus terang senang dan mendukung kembalinya progam normalisasi Ciliwung. Alasannya, dia iba melihat sebagian warganya yang tinggal di bibir Kali Ciliwung yang harus menghadapi frekuensi banjir yang semakin meningkat. "Misal punya anak kecil, ngeri dong kalau banjir, lah anak kecil ga bisa berenang, ga bisa lari," katanya.
Ia juga menuturkan, banjir karena luapan Ciliwung di Cililitan tidak hanya terjadi saat hujan di Jakarta. Menurutnya, jika warga sudah mendapatkan kabar di Bogor terjadi hujan lebat, "Mereka tidak akan bisa tidur meskipun cuaca di Cililitan cerah."
Salah satu warga yang terdampak program normalisasi itu adalah Janeh, Ketua RT 09. Sebagian tanah miliknya di wilayah itu telah dibebaskan Pemprov DKI. Dia mengungkapkan kalau rumahnya itu termasuk yang terendam hingga atap pada banjir Jakarta 2007. "Kami nih di RT 09, kalau sudah banjir, paling rendah terendah 120-130 sentimeter," kata dia.
Janeh mengungkapkan, pembebasan tanah untuk normalisasi Ciliwung di wilayah itu terus berjalan meski era Gubernur Anies Baswedan 2017-2022 lalu memilih naturalisasi, bukan normalisasi Ciliwung. Janeh juga mengatakan membantu pengurusan pembebasan lahan sebagian warga tetangganya.
Warga bantaran Sungai Ciliwung di RT 09/06, Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur. Selasa 8 Agustus 2023. Dia menunjukkan pembebasan tanah yang telah terjadi untuk normalisasi sungai dan penanggulangan banjir di wilayah tersebut. TEMPO/NUR KHASANAH APRILIANI
Dia mengisahkan satu di antaranya yang adalah seorang nenek dengan rumah menggantung di pinggiran sungai. "Udah umur 70-an, kalau bukan kita siapa lagi yang bantu? Kami bantu urusi sampai dia, alhamdulillah, bisa beli rumah pada 2018," ucap Janeh.
Sebelumnya, normalisasi Ciliwung juga menjamah wilayah Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Rencananya, pembebasan tanah untuk normalisasi Ciliwung di wilayah ini akan seluas 1,5 hektare.
Maruli, warga setempat, mengungkap ada 70 kepala keluarga di sana yang telah dinyatakan terdampak normalisasi sejak akhir 2021. Mereka menantikan realisasinya--namun menolak pindah ke rusun sederhana sewa.
NUR KHASANAH APRILIANI
Pilihan Editor: Heru Budi Prihatin Kabel Optik di Jalan Kembali Menjerat Pemotor, Korban Ketiga Setelah Sultan dan Vadim