TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Polisi Henrikus Yossi mengatakan telah memeriksa 6 saksi dalam kasus YouTuber dikepung warga karena membuat konten edukasi warga melawan arus di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
“Ada 6 orang saksi sudah kami lakukan pemeriksaan baik tim YouTuber tersebut,” kata Yossi kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat, 25 Agustus 2023.
Salah satu saksi yang diperiksa adalah warga yang berada di lokasi kejadian. Dia tidak menjelaskan secara detail siapa saja yang diperiksa dan kapan pemeriksaan itu dilakukan.
Menurut Yossi kejadian itu membuat 3 orang tim YouTuber menjadi korban pengeroyokan.
“Di antara tiga korban itu ada 1 perempuan dan 2 laki-laki,” ucapnya.
Salah satunya, kata Yossi mengalami pemukulan.
“Dua orang lain mengalami luka akibat terkena lemparan benda yang terbuat dari besi,” ucapnya.
Yossi tidak menjelaskan secara detail siapa yang terkena besi, meski demikian korban mengalami luka dibagian bibir dan punggungnya.
Polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara.
“Kami mengidentifikasi terduga yang saat ini masih dalam proses pencarian,” tuturnya.
Pihaknya melihat rekaman video yang beredar saat terjadi penggerudukan. “Rekaman tersebut tampak jelas adegan kekerasan yang dilakukan terhadap tim dari YouTuber ini,” ucapnya.
Sebelumnya, polisi sebut kasus seorang YouTuber yang dikepung para pengemudi ojek online di Jalan KH Abdullah Syafei, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan pada Selasa, 15 Agustus 2023 malam berakhir damai.
“Iya kemarin sudah disepakati kedua belah pihak,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Besar Ade Ari Syam Indradi, Rabu, 16 Agustus 2023.
Ade beserta jajarannya mendatangi tempat kejadian, lokasi viral seorang YouTuber bernama Laurend Hutagalung membuat konten tentang imbauan melawan arus di Jalan Lapangan Ros.
Laurent digeruduk karena membuat konten menghentikan seorang pengendara sepeda motor melawan arus. Aksi menghentikan kendaraan diduga dengan nada bicara tidak enak, hal tersebut memicu pengemudi ojek online mendatanginya.
Ade mengatakan keributan terjadi karena kesalahpahaman antara pelanggar dan YouTuber yang ingin melakukan sosialisasi dengan masyarakat.
“Walaupun permasalahannya sudah selesai dari kemarin, jadi akarnya kami temukan adalah adanya masyarakat yang melanggar rambu,” ucapnya.
Melanggar rambu yang dimaksud melawan arus dan ada pengendara kendaraan yang putar balik di lokasi tersebut.
“Hari ini kami meningkatkan kehadiran petugas kepolisian dan Dishub, Satpol PP. Kami bersama-sama lakukan edukasi,” ucapnya.
Dia meminta masyarakat yang berkendara khususnya roda dua di Jalan KH Abdullah Syafei mematuhi rambu-rambu yang ada. “Tolong jangan dilanggar,” ucapnya.
Selain itu dia mengatakan apabila ada masyarakat yang ingin melakukan sosialisasi seperti yang dilakukan YouTuber harus berkomunikasi terlebih dahulu dengan Bhabinkamtibmas, Lurah dan Ketua RW.
“Tolong koordinasikan nanti kita dampingi supaya tidak terjadi gesekan seperti kemarin,” ucapnya.
Pilihan Editor: Kasus YouTuber Digeruduk Pengemudi Ojol di Tebet Jakarta Selatan Berakhir Damai