TEMPO.CO, Jakarta - Plt Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Retno Sulistyaningrum ungkap rencana relokasi warga Rusun Marunda ke Rusun Nagrak. Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Wilayah II, kata Retno, telah melakukan sosialisasi lanjutan pada Kamis, 31 Agustus lalu.
Sosialisasi awal pemindahan penghuni Rusun Marunda sebenarnya telah dilakukan pada Maret 2022. Namun, rencana relokasi ditunda karena Rusun Nagrak digunakan sebagai tempat isolasi pasien Covid-19.
“Setelah kejadian robohnya atap, pihak UPRS II telah melakukan sosialisasi kembali kepada warga Kluster C yaitu Blok C1-C5 dan warga dengan kooperatif bersedia untuk direlokasi atas alasan keselamatan,” kata Retno dalam keterangan tertulis, Rabu, 6 September 2023.
Dia mengatakan relokasi ini akhirnya dilakukan setelah atap Rusun Marunda roboh pada 30 Agustus lalu. Meski tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, 451 KK penghuni Blok C1- C5 Rusun Marunda akan direlokasi ke Rusun Nagrak. Rumah susun itu dianggap sudah tidak layak huni.
“Sebanyak 349 KK telah mengambil undian untuk mendapatkan unit di Rusun Nagrak, sedangkan 102 KK akan mengikuti proses untuk mendapatkan unit pada hari berikutnya,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini penghuni mulai mengangkut barang-barangnya secara bertahap dan diupayakan seluruh penghuni Blok C sudah pindah pada September ini.
“Sebagian warga sudah memindahkan barang yang difasilitasi UPRS II, UPRS III, jajaran Wali Kota Jakarta Utara dan Satpol PP,” katanya.
Dinas Perumahan DKI Jakarta, ucap dia, berencana merevitalisasi Rusun Marunda karena sesuai hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bangunan Cluster C pada Rusun Marunda sudah tidak layak secara struktur bangunan.
Pilihan Editor: Warga Rusun Marunda Merasa Tempat Tinggal Mereka Seperti Meninggalkan Bom Waktu