TEMPO.CO, Depok - Pemerintah Kota Depok menggelar salat minta hujan atau Salat Istisqa di Lapangan Balai Kota Depok, Rabu, 4 Oktober 2023.
Wali Kota Depok Mohammad Idris menyebut pihaknya melaksanakan salat Istisqa minimalis.
Idris menjelaskan dalam salat Istisqa ada sejumlah amalan yang baik untuk dilakukan. Misalnya mengajak umat untuk bersedekah. "Dia bersedekah, berapa duit aja, itu satu," kata Idris usai Salat Istisqa, Rabu.
Kedua, ucap Idris, umumnya bagi jemaah yang memiliki ternak agar dibawa ke lapangan untuk ikut meramaikan Salat Istisqa. Alasannya secara insting hewan adalah makhluk tidak berdosa. "Itu perlu untuk menyemarakkan dikabulnya doa," tuturnya.
Selain itu, kata Idris, sebelum Salat Istisqa umat sebenarnya dianjurkan berpuasa tiga hari. “Makanya saya sebut ini (Salat Istisqa) minimalis," katanya.
Dalam pelaksanaan Salat Istisqa di Lapangan Balai Kota Depok, Mohammad Idris bertugas menjadi imam sekaligus mengisi ceramah.
Salat yang dimulai pukul 07.10 WIB tersebut diikuti ratusan ASN, mulai dari Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono dan sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Untuk ASN laki-laki ada delapan saf yang tiap shaf-nya diisi 35-40 jemaah. Sedangkan kaum hawa ada tiga saf berisi 20-23 orang dan sembilan saf berbaris 8-9 jemaah.
BMKG Sebut Cuaca Panas di Jabodetabek Berlanjut Hingga Oktober
BMKG memprediksi kondisi cuaca panas terik yang terjadi di sebagian wilayah Indonesia, termasuk Jakarta dan sekitarnya, masih berlangsung sepanjang Oktober.
"Kondisi fenomena panas terik ini diprediksikan masih dapat berlangsung dalam periode Oktober ini, mengingat kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari," Deputi Bidang Meteorologi Guswanto dalam keterangannya dikutip dari laman resmi BMKG, Sabtu, 30 September 2023.
BMKG mengimbau warga untuk menjaga stamina dan mencukupi kebutuhan cairan tubuh, terutama bagi yang beraktifitas di luar ruangan. “Supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan, dan dampak buruk lainnya,” kata dia.
BMKG menyebut fenomena suhu panas terik yang terjadi di Jakarta sepekan terakhir karena minimnya tingkat pertumbuhan awan. Kondisi ini juga terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di Jawa hingga Nusa Tenggara.
“Kondisi ini tentunya menyebabkan penyinaran matahari pada siang hari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer,” ucap Guswanto.
Hal ini membuat suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik.
Pilihan Editor: Anggota DPRD DKI Nilai Heru Budi Tak Perlu Ubah Puskesmas Jadi UKM Center