TEMPO.CO, Jakarta - Kejadian malpraktik bukanlah suatu hal yang mudah ditangani. Untuk mengatakan suatu kasus merupakan akibat dari malpraktik juga membutuhkan proses dan ada prosedur penanganannya di setiap rumah sakit.
"Kami koordinasi dengan DPJ-nya kalau itu diduga dokter (yang salah)," ujar Ketua Umum Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI), Iing Ichsan Hanafi, merujuk kepada Dokter Penanggung Jawab Pelayanan.
Selain itu, koordinasi juga dilakukan dengan organisasi profesi, dinas kesehatan, dan juga kementerian kesehatan. Menjawab dalam sesi wawancara eksklusif di acara 'Hospital Summit 2023' bertemakan 'Patient Safety' pada Rabu, 25 Oktober 2023, Iing mengungkap harapannya setiap kasus bisa terselesaikan.
"Selama ini sih kami mengupayakan kalau setiap ada kasus, terus juga mungkin sudah sampai ke media, tentunya bisa dilakukan penanganannya dengan baik," ucapnya.
Nico A. Lumenta dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), yang juga hadir dalam acara yang sama, menjelaskan adanya standar akreditasi yang menuangkan instruksi berupa hal-hal apa saja yang harus dilakukan oleh rumah sakit. "Satu, yang pasti paling pertama, kompetensi," kata Nico.
Diungkapnya pula, dalam standar Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS), ada yang disebut sebagai Ongoing Professional Practice (OPS) bagi para dokter, perawat, dan staf rumah sakit lainnya. "Kalau ada kasus akan dilihat, apa sih yang telah dikerjakan dalam kasus itu? Standar etiknya ke mana," katanya.
Lalu, untuk mencegah malpraktik, ada survei rumah sakit empat tahunan sekali dan verifikasi setiap tahunnya. Terdapat 798 elemen di dalamnya yang menjadi penilaian termasuk soal etik.
Dari sana, setiap rumah sakit diberi rekomendasi. Mereka yang dinilai masih kurang, Nico menambahkan, "Harus membuat PPS (Perencanaan Perbaikan Strategis)."
Kasus dugaan malpraktik rumah sakit yang saat ini sedang diselidiki kepolisian antara lain adalah yang terjadi di RS Kartika Husada, Jatiasih, Kota Bekasi. Pasien anak Benediktus Alvaro Darren (7) malah koma dan didiagnosis mati batang otak setelah menjalani operasi amandel pada 19 September lalu.
Kondisi Alvaro terus memburuk dan akhirnya meninggal pada Senin malam, 2 Oktober 2023. Dia menjalani operasi amandel bersama kakak kandungnya karena keluhan awal sakit di tenggorokan dan telinga. Kakaknya kembali pulih usai operasi.
ALIFYA SALSABILA NOVANTI
Pilihan Editor: Viral Petugas Damkar Tangerang Terjebak Asap Kebakaran TPA Rawa Kucing, Ini yang Terjadi