TEMPO.CO, Jakarta - Melansir dari laman resmi KPU, sebanyak 9.917 calon anggota legislatif (caleg) akan memperebutkan kursi sebagai anggota DPR RI. Sedangkan, sebanyak 668 calon akan berebut kursi sebagai anggota DPD RI.
Mendekati masa Pemilihan Legislatif atau Pileg 2024, beberapa rumah sakit mulai mengumumkan menyediakan layanan konsultasi kejiwaan untuk pasien calon anggota legislatif (caleg) yang gagal. Hal ini sudah sering terjadi sejak beberapa pemilu lalu. Pasalnya, tak sedikit para caleg yang mengalami stres usai kalah dalam pemungutan suara di daerah pemilihannya.
Lantas, apa saja rumah sakit yang sediakan layanan konsultasi kejiwaan untuk pasien caleg gagal? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.
1. RSUD Kabupaten Tangerang
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang, Banten, menyiapkan layanan konsultasi psikologis bagi para caleg di Pemilu Legislatif 2024. Hal ini diungkap Kepala Humas Publikasi dan Informasi RSUD Kabupaten Tangerang, Hilwani.
Hilwani mengungkapkan bahwa penyiapan fasilitas dengan konsultasi itu bisa membentengi mental psikologis para caleg, sehingga tidak mudah mengalami depresi. “Kondisi ini dipersiapkan, karena pada proses pemilihan legislatif kerap kali ditemui kasus caleg yang mengalami gangguan kejiwaan akibat gagal dalam pesta demokrasi,” katanya, Kamis 17 November 2023.
Adapun yang dimaksud dengan fasilitas layanan konsultasi jiwa itu di antaranya adalah menyediakan dua dokter spesialis kejiwaan. Sehingga, ketika ada caleg yang mengalami gangguan jiwa akibat kalah dalam kontestasi Pileg, bisa langsung ditangani.
“Para caleg yang mengalami gangguan kejiwaan, bisa langsung mendatangi klinik jiwa di RSUD Kabupaten Tangerang dengan alur layaknya pasien pada umumnya,” ucap Hilwani.
2. RSUD Balaraja, Tangerang
Sama seperti RSUD Kabupaten Tangerang, RSUD Balaraja Tangerang juga mulai mempersiapkan layanan konsultasi psikologis menjelang Pesta Demokrasi 2024. Humas RSUD Balaraja, Aang, mengatakan saat ini pihaknya telah menyiapkan dokter spesialis kejiwaan. Hanya, pihaknya tidak menyiapkan ruang rawat inap khusus pasien dengan gangguan jiwa.
“Dokter spesialis jiwa ada satu, tapi kita tidak menyiapkan ruang rawat inap. Jadi apabila ada pasien gangguan jiwa, teknisnya berobat jalan saja,” kata Aang.
3. RSUD Sayang Cianjur
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang Cianjur, Jawa Barat, juga menyediakan ruangan khusus bagi calon anggota legislatif yang stres atau depresi akibat gagal dalam Pemilihan Legislatif 2024. Mereka juga menyediakan tenaga ahli spesialis kejiwaan, seperti psikolog dan psikiater.
Direktur Utama RSUD Sayang Cianjur, Irvan Nur Fauzy mengatakan berbagai pelayanan lain akan diberikan untuk pasien caleg gagal. Mulai dari ruang rawat inap, kunjungan keluarga, sampai rujukan perawatan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi atau Rumah Sakit Jiwa di Lembnag, Kabupaten Bandung Barat.
“Saat ini baru satu ruangan yang sudah tersedia dengan dua tempat tidur, hal tersebut dilakukan agar pelayanan dan pendataan dapat dilakukan berkaca dari lima tahun ke belakang, dimana banyak caleg yang membutuhkan pendampingan psikis,” kata Irvan pada Senin, 13 November 2023.
Berkaca dari Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, terdapat sejumlah caleg gagal yang mengalami stres dan depresi. Oleh karena itu, Irvan mengatakan pihaknya akan memberikan sosialisasi pada caleg yang akan bertarung pada Pemilu 2024 tentang pemahaman mengendalikan stres sebelum dan setelah hasil pemilu ke luar. Hal itu, kata dia, perlu diketahui caleg agar tidak mengalami stres dan depresi berat sehingga harus menjalani perawatan khusus.
“Setiap pesta rakyat bukan rahasia umum banyak caleg gagal yang mengalami stres dan depresi beragam mulai dari ringan hingga berat tapi datanya kurang lengkap, sehingga pada pemilu tahun depan pendataan akan lebih lengkap,” katanya.
Irvan juga menjelaskan bahwa gejala penyakit yang dialami pada caleg dengan gangguan kejiwaan seperti ada psikosomatis layaknya sakit biasa. “Biasanya menjelang dan sesudah pemilu banyak keluhan yang dirasakan seperti sakit pada ulu hati berlanjut sakit pada bagian kepala, namun setelah dicek semuanya normal. Hal tersebut menandakan psikosomatis tergantung nanti derajat keparahannya,” kata Irvan.
RADEN PUTRI | TIM TEMPO