TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat Erizon Safari mengatakan lokasi perdana pembiakan nyamuk Wolbachia di Jakarta Barat masih belum bisa dipastikan. Namun, dia memperkirakan kecamatan Kembangan berpeluang menjadi lokasi pertama yang disasar.
"Memang ada wacana di Kembangan karena angka kasus (DBD) dianggap paling tinggi. Satu lokasi pasti belum dipastikan, tapi kemungkinan di Kembangan," kata Erizon saat dikonfirmasi TEMPO, Kamis, 23 November 2023.
Erizon menyampaikan dalam penentuan lokasi perdana pembiakan nyamuk Wolbachia, pihaknya masih memperhitungkan logistik yang dibutuhkan.
"Kalau di Kembangan butuh sekian ribu titik, tapi ternyata logistik tidak mencukupi, apakah bisa dipaksakan? Kan enggak," ujarnya sambil memberi perumpamaan.
Erizon menjelaskan penentuan kecamatan pertama yang dijadikan lokasi pertama pembiakan nyamuk Wolbachia mencakup seluruh kelurahan yang ada di dalamnya. "Kalau semisal jadi di Kembangan, harapannya bisa di seluruh kelurahan yang ada di kecamatan itu," tuturnya.
Erizon turut memastikan sekarang telur-telur nyamuk Wolbachia masih berada di Yogyakarta. "Pembibitan dilakukan di labolatorium UGM," katanya.
Berkenaan dengan jadwal peluncuran program pembiakan nyamuk Wolbachia di Jakarta Barat, jelas Erizon, masih belum bisa dipastikan. Hal ini karena belum adanya kesepakatan antara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Pemerintah Provinsi DKI yang tertuang dalam memorandum of understanding (MoU).
"Kalau belum ada MoU, gimana kami mau memastikan tanggal? Kalau sudah ada MoU yang jelas baru bisa diputuskan locus (lokasi) dan tanggalnya," katanya.
Mengenal Nyamuk Wolbachia
Dikutip laman resmi Kemenkes, wolbachia adalah nama bakteri yang dapat dijumpai di dalam tubuh serangga, termasuk nyamuk harimau Asia (Aedes albopictus). Wolbachia mampu bertahan hidup di luar sel tubuh serangga, tetapi tidak bisa mereplikasi diri tanpa bantuan inangnya.
Peneliti UGM, Adi Utarini, menjelaskan wolbachia secara alami terdapat pada lebih dari 50 persen serangga. Bakteri tersebut memiliki sifat sebagai simbion atau tidak berdampak negatif pada inangnya. Selain itu, berdasarkan analisis risiko yang dilakukan oleh 20 ilmuwan independen di Indonesia menyimpulkan efek negatif wolbachia dapat diabaikan.
Cara Kerja Teknologi Wolbachia
Di Tanah Air, teknologi wolbachia diimplementasikan dengan metode penggantian. Caranya, nyamuk jantan dan nyamuk betina yang terinfeksi wolbachia dilepasliarkan ke alam. Caranya dengan mengembangbiakannya dalam ember yang dititipkan di rumah-rumah warga. Tujuannya agar nyamuk tersebut bereproduksi dengan nyamuk lokal dan menghasilkan anak-anak nyamuk mengandung wolbachia.
Wolbachia, kata Utarini, bertindak sebagai pemutus replikasi virus DBD di dalam tubuh nyamuk. Akibatnya, nyamuk tidak mampu lagi menularkan virus kepada orang yang dihisap darahnya. Selain itu, wolbachia yang terkandung dalam telur nyamuk dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya sehingga bersifat berkelanjutan.
ANTARA | MELYNDA DWI PUSPITA
Pilihan Editor: KJP Dua Pelajar SMK Dicabut, Terlibat Pembacokan saat Tawuran
Pilihan Editor: KJP Dua Pelajar SMK Dicabut, Terlibat Pembacokan saat Tawuran