TEMPO.CO, Jakarta - Sistem hujan yang stasioner kembali terpantau terbentuk di atas Jakarta dan sekitarnya atau Jabodetabek pada Sabtu sore-malam, 25 November 2023. Sistem hujan yang konstan terhadap waktu tersebut imbas vorteks (pusaran udara) dan pusat tekanan rendah di Laut Jawa.
Peneliti klimatologi pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, mengungkap itu lewat unggahannya di akun media sosial X (dulu Twitter) Sabtu petang. Erma menerangkan sistem hujan stasioner adalah konstan terhadap waktu.
"Menunjukkan sistem hujannya terus menerus terbentuk sehingga tidak luruh-luruh," kata dia saat dihubungi pada Sabtu malam.
Menurut Erma, sistem hujan stasioner itu pula yang terbentuk dan berada di balik hujan di Jabodetabek sehari sebelumnya. Seperti diketahui hujan pada Jumat menyebabkan antara lain peristiwa viral genangan yang sempat menunda laga sepak bola Piala Dunia U-17 di Jakarta International Stadium (JIS).
Petugas saat mendorong air yang menggenangi salah satu sudut di lapangan Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, Jumat, 24 November 2023. Hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut membuat beberapa titik area lapangan untuk pertandingan babak perempat final Piala Dunia U-17 tergenang air. Pertandingan yang seharusnya dilaksanakan pada pukul 19.00 WIB ditunda hingga pukul 19.30 WIB. Petugas berusaha untuk menghilangkan genangan agar tidak mengganggu jalannya permainan. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Sedangkan pada hari ini, berdasarkan peringatan dini wilayah Jabodetabek dari BMKG pada pukul 16.35 WIB, hujan intensitas sedang-lebat terjadi di sebagian wilayah Jakarta, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.
Menurut BMKG, hujan itu berpotensi bertahan dan bahkan meluas di dalam wilayah Jabodetabek, termasuk Kabupaten Kepulauan Seribu, sampai pukul 19.30 WIB.
Hujan Jabodetabek, Sumatera, dan Kalimantan
Dalam penjelasannya yang terpisah, Erma menjelaskan, Vorteks di Laut Jawa disuplai oleh angin monsun timuran yang masih terjadi secara homogen di selatan ekuator.
Vorteks terus terpelihara dengan siklus lebih dari 6 jam dan telah menimbulkan hujan yang meluas di sebagian besar Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara mulai Jumat 24 November 2023.
Namun, Erma mengungkap, vorteks di Laut Jawa lebih kecil daripada yang terbentuk bersamaan di Laut Cina Selatan dekat Kalimantan, disebut Vorteks Borneo.
Vorteks Borneo di utara telah menimbulkan hujan deras persisten dan meluas di Sumatera dan Kalimantan selama 2-3 hari terakhir. Terutama saat Vorteks Borneo ini telah berubah menjadi bibit siklon tropis 99W.
Hujan yang terjadi di Jabodetabek, kata Erma, tak lepas pula dari aliran asal Sumatera.
ANWAR SISWADI
Pilihan Editor: Ponsel Petugas Rusak, Banjir dari Kali Cisadane Kejutkan Warga Pesona Serpong