TEMPO.CO, Jakarta - Banjir melanda sejumlah titik di Jakarta kemarin akibat meluapnya Kali Ciliwung. Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mencatat, Peilschaal Depok yang berada di Kali Ciliwung berstatus bahaya dengan ketinggian muka air 356 sentimeter pukul 24.00 WIB.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum menyebut kiriman air inilah yang kemudian membanjiri Ibu Kota.
"Luapan air yang terjadi tersebut dapat dipompa ketika debit air di kali sudah berangsur surut," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat, 1 Desember 2023.
Hujan mengguyur wilayah Jakarta kemarin hingga menyebabkan banjir paling banyak di 69 rukun tetangga (RT) kawasan Jakarta Selatan dan Jakarta Timur kemarin. Banjir tersebut masih terjadi di 24 RT Kelurahan Bidara Cina, Kelurahan Kampung Melayu, Kelurahan Cawang, dan Kelurahan Cililitan hari ini.
Ika kemudian membeberkan cara Dinas SDA DKI menangani banjir tersebut. Dinas, menurut dia, menyiagakan satuan tugas (satgas) di lapangan serta mengoperasikan pompa, baik stationer maupun pompa mobile.
Sebanyak 578 pompa stationer tersebar di 202 lokasi. Kemudian ada 557 pompa mobile dan 251 alat berat. Dinas SDA DKI juga memiliki 845 pintu air di 589 lokasi dan 4.189 personel pasukan biru.
Untuk mengatasi banjir, dinas bakal meningkatkan koordinasi dengan seluruh pihak terkait, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI, Dinas Lingkungan Hidup DKI, para wali kota, camat, lurah, hingga RT/RW.
Kemudian imbauan atau sosialisasi kepada masyarakat disebarkan melalui media sosial. Dinas SDA DKI meminta warga untuk menjaga kebersihan lingkungan. Caranya dengan tidak membuang sampah sembarangan serta membersikan saluran air, mulai dari selokan depan rumah hingga kanal atau sungai.
Upaya penanganan banjir Jakarta lainnya datang dari BPBD DKI. Kepala Pelaksana BPBD DKI Isnawa Adji mengatakan, pihaknya menyiagakan 267 personel Petugas Penanggulangan Bencana/Tim Reaksi Cepat (TRC) di setiap kelurahan. Langkah ini adalah upaya percepatan koordinasi dan penanganan bencana.
Menurut dia, BPBD DKI terus menyebarluaskan informasi cuaca terkini dan kondisi Tinggi Muka Air (TMA) kepada masyarakat melalui kanal media sosial dan website bpbd.jakarta.go.id.
Tidak hanya itu, BPBD DKI juga memberikan informasi peringatan dini ihwal kenaikan TMA melalui disaster early warning system (DEWS) dan SMS Blast, serta peringatan dini cuaca via website, media sosial, WhatsApp Group dan Channel Telegram agar masyarakat waspada.
Selanjutnya, mengecek sarana dan prasarana penanggulangan banjir yang meliputi tenda, perahu, ring buoys, jaket, dan pelampung. Para personel turut menggelar simulasi pendirian tenda di 25 kelurahan rawan banjir serta beberapa kelurahan yang berpotensi rawan banjir.
"Masyarakat dapat melaporkan melalui aplikasi JAKI maupun kanal aduan resmi lainnya apabila mengalami kondisi banjir," kata Isnawa.
Pilihan Editor: Neon Moon II, Kapal Pembersih Sampah Cisadane Bantuan Coldplay Tiba di Tangerang