TEMPO.CO, Jakarta - Penulis naskah teater, Agus Noor, menyebut bahwa dirinya telah diperiksa polisi. Menurut dia, pemeriksaan itu berlangsung pada Rabu malam, 6 Desember 2023.
"Mendadak sudah semalam, mungkin karena sudah bocor," kata dia saat dikonfirmasi TEMPO pada Kamis, 7 Desember 2023.
Ia belum menceritakan lebih lanjut soal kejadian tersebut. Belum diketahui juga apakah pemeriksaan polisi kemarin sehubungan dengan dugaan intimidasi polisi atas pentas Musuh Bebuyutan.
Sebelumnya, Agus dan seniman Butet Kartaredjasa diduga mendapatkan intimidasi dari polisi saat menggelar pertunjukan bermuatan satir politik berjudul Musuh Bebuyutan di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat pada 1 Desember 2023.
Agus adalah penulis naskah pertunjukan itu. Sore hari sebelum pertunjukan berlangsung, sejumlah petugas Kepolisian Sektor Cikini tiba-tiba datang dan meminta penyelenggara membuat surat pernyataan yang isinya tidak menampilkan pertunjukan mengandung unsur politik.
Sejak 2011 menggelar pertunjukan teater di Indonesia, Agus menyebut, baru kali ini ada permintaan dari polisi untuk menandatangani surat pernyataan. Sebelum Musuh Bebuyutan, Agus telah memproduksi 40 pertunjukan lainnya.
Menurut dia, tim penyelenggara juga telah memenuhi segala kewajiban dan persyaratan perizinan sesuai ketentuan pementasan. "Ada pernyataan bahwa kami harus berkomitmen, di mana kegiatan itu tidak mengandung unsur politik," ucap Agus dalam keterangan tertulisnya.
Saat polisi datang, pelaksana produksi Musuh Bebuyutan, Zulita Basri, melapor ke Butet selaku penanggung jawab. Mereka mengaku heran dengan adanya surat pernyataan tersebut.
"Apakah karena ini tahun politik? Apakah karena ini masa kampanye pemilihan umum?" ucap Agus.
Dugaan intimidasi yang dimaksud adalah ketika polisi meminta penyelenggara acara untuk menandatangani surat pernyataan sebagai bentuk komitmen agar tidak ada unsur politik dalam pentas Musuh Bebuyutan.
Menurut Agus Noor, kejadian ini membuat para pemain menjadi gelisah saat tampil. Sebab, tak pernah ada permintaan tanda tangan surat pernyataan sejak era pemerintahan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pilihan Editor: Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa, Hasil Autopsi Simpulkan Mayat Sudah Membusuk