TEMPO.CO, Depok - Wali Kota Depok Mohammad Idris mengaku belum tahu masa depan peruntukan lokasi eks Gedung SDN Pondok Cina 1 di Jalan Margonda, Kecamatan Beji pasca-gagalnya proyek pembangunan masjid raya.
Menurut Idris, yang dilakukannya saat ini adalah sesuai dengan surat keputusannya terdahulu untuk pertama-tama memindahkan semua siswa sekolah itu ke sekolah atau kelas yang baru. Sarana dan prasaran di lokasi baru dianggap lebih nyaman dan aman.
"Tempatnya juga baru bagus, sarpras-nya juga begitu, baru, sehingga nanti kami akan kaji ulang aset pemerintah kota di eks SDN Pondok Cina 1 ini," kata Idris, Senin, 8 Januari 2024.
Disinggung keluhan orang tua siswa terkait rombongan belajar (rombel) yang seharusnya 19 kelas, tetapi baru tersedia 14, Idris menegaskan solusinya adalah kegiatan belajar mengajar yang bergantian pagi dan siang.
"Yang Pondok Cina 1 kan maunya pagi semua, ya, enggak apa-apa pagi semua. Kita pertahankan itu, enggak apa-apa nanti yang mengalah Pondok Cina 5-nya," kata Idris.
Pindah Setengah Hati Karena Gerbang Digembok
Terpisah, orang tua siswa SDN Pondok Cina 1 mengaku terpaksa pindah ke gedung sekolah baru yang berlokasi di Jalan Pinang, Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji, memasuki sekolah semester baru tahun ajaran 2023/2024 ini.
Seperti yang disampaikan orang tua siswa Pondok Cina 1, Mujila, 46 tahun, ia mengaku masih setengah hati menerima kepindahan anaknya. "Karena kenangan kita banyak banget di gedung lama," kata Mujila, Senin, 8 Januari 2024.
Dia membandingkan lahan lebih luas di lokasi lama sehingga lebih layak untuk menampung 400 siswa lebih. "Kalau lihat fisik mah memang bagus ini (Gedung di Jalan Pinang), cuma kami masih berjuang mau balik lagi ke sana," katanya.
Suasana hari pertama masuk sekolah semester baru tahun ajaran 2023/2024 di gedung baru SDN Pondok Cina 1 yang berlokasi di Gang Pinang, Pondok Cina, Beji, Kota Depok, Senin, 8 Januari 2024. Orang tua siswa mengaku pindah dengan setengah hati dari lokasi lama sekolah itu di Jalan Margonda. TEMPO/Ricky Juliansyah
Ditanya daya tampung di gedung baru, ia mengatakan sebagian orang tua siswa sudah menghitung ada 14 kelas dari kebutuhan 18-19 kelas. Jumlah siswa 24 orang per kelas. Karenanya, Mujila membenarkan, sekolah membuat aturan siswa dari SDN Pondok Cina 1 seluruhnya masuk pagi, sedangkan SDN Pondok Cina 5 dari kelas satu sampai lima masuk siang.
Ia pun mendapat informasi dari wali kelas bahwa jam belajar siswa kelas 2 hanya sampai pukul 10.00 WIB di gedung baru, padahal di SDN Pondok Cina 1 di Margonda hingga pukul 10.30 WIB. Sebabnya, pemakaian kelas bersama.
"Kami sih berharap tidak ada sharing kelas dan semuanya dapat pagi, jam belajar jangan dikurangi lagi, biar anak belajarnya lebih efektif," kata Mujila
Betapapun menginginkannya, Mujila dan yang lainnya tak mungkin kembali ke gedung lama SDN Pondok Cina 1 di Jalan Margonda. Gerbang sekolah itu digembok. Para orang tua siswa juga memikirkan keberlagsungan pendidikan anak-anaknya. "Jadi terpaksa ke sini," ucap Mujilah.
Saat mencoba konfirmasi Kepala SDN Pondok Cina 1, sejumlah guru yang ditemui TEMPO mengatakan yang bersangkutan sedang ke luar karena ada audit dana bantuan operasional sekolah (BOS).
Pilihan Editor: Abaikan Pesan Anies Baswedan, Sekda DKI Tegaskan Warga Eks Kampung Bayam Harus ke Luar dari Kampung Susun