TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah jemaah muslimat NU memberikan tanggapan terhadap pilihan politik Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (Muslimat NU) Khofifah Indar Parawansa. Dalam pemilihan presiden 2024, Khofifah telah menyatakan dukungannya kepada paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.
Seorang muslimat NU dari Kebumen, Jawa Tengah, Sri (52) mengatakan sudah punya capres pilihannya sendiri. Dia tak mempersoalkan sikap politik Khofifah sebagai Ketua Umum Muslimat NU.
Bagi dia, deklarasi dukungan Khofifah kepada Prabowo-Gibran merupakan hak sebagai warga negara.
"Kalau saya nurut sama Bu Khofifah asal berkaitan dengan ke-NU-an. Kalau politik, tidak," kata Sri ketika ditemui usai acara Harlah Muslimat NU ke-78 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 20 Januari 2024.
Sri berangkat bersama rombongan menggunakan bus dari Kebumen ke Jakarta. "Ada 27 bus, berangkat dari sana kemarin sore," ujarnya. Sri tiba di Stadion GBK Sabtu dinihari, kemudian langsung mengikuti rangkaian acara harlah muslimat NU.
Anggota Muslimat NU dari Rembang, Jawa Tengah, Zulaikha (50) juga menyatakan tidak ada masalah dengan pilihan politik Khofifah. Katanya, dia sudah menjatuhkan pilihan capres di Pilpres 2024 nanti, jauh sebelum deklarasi dukungan Khofifah.
"Tapi saya setuju juga dengan Pak Yahya Staquf (Ketua Umum PBNU), Bu Khofifah harus nonaktif sebagai pengurus NU jika sudah bergabung dengan tim pemenangan Prabowo," ujarnya di Stadion GBK.
Zulaikha mengatakan, sejatinya NU tidak memiliki urusan apa pun dengan politik atau Pemilu 2024. Namun, sebagai warga negara, Zulaikha mengatakan sah-sah saja bagi Khofifah untuk menyatakan dukungannya kepada Prabowo-Gibran.
Berbeda dengan Sri dan Zulaikha, jemaah Muslimat NU asal Bakauheni, Lampung, Wasti (68) merasa bangga sebab punya pilihan capres-cawapres yang sama dengan Khofifah.
"Kebetulan sama dengan Bu Khofifah," ucapnya. Namun, ia mengungkapkan bahwa kesamaan itu bukan karena mengikuti Khofifah sebagai pemimpinnya di Muslimat NU.
PBNU soal Penonaktifan Khofifah sebagai Ketum Muslimat NU setelah Gabung Prabowo-Gibran
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengatakan Khofifah Indar Parawansa harus non-aktif dari posisi Ketua Umum Muslimat NU jika secara resmi telah terdaftar dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.
"Kalau sekarang beliau mengumumkan bahwa beliau menjadi juru kampanye, nah kita lihat kalau sudah resmi masuk di dalam tim kampanye, ya, beliau harus non-aktif dari jabatannya sebagai Ketua Umum Muslimat," ujar Yahya dalam keterangannya di Jakarta, seperti dikutip Antara, Kamis, 18 Januari 2023.
Secara lembaga, kata Yahya Staquf, keorganisasian NU tidak terlibat di dalam kampanye atau dukung-mendukung soal Pilpres. Namun secara pribadi, NU secara organisasi tidak berhak menghalangi.
"Pribadi-pribadi tentu kita tidak berhak menghalangi, siapa pun itu. Parameternya sudah saya jelaskan tadi tentang bagaimana keterkaitan antara keterlibatan pribadi dengan organisasi. Tapi NU secara kelembagaan jelas tidak terlibat," katanya.
Sebelumnya, Khofifah secara resmi telah mengumumkan mengarahkan dukungan politiknya pada pasangan Capres-Cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Harlah Muslimat NU ke-78 Dihadiri Jokowi
Harlah ke-78 Muslimat NU ini mengangkat tema "Membangun Ketahanan Keluarga untuk Menguatkan Ketahanan Nasional". Acara ini tidak hanya dihadiri oleh seluruh muslimat NU di Indonesia, melainkan juga PCI Muslimat NU dari sebelas negara, di antaranya Malaysia, Hongkong, Taiwan, Tiongkok, Jerman, Inggris, Jepang, Sudan, dan Arab.
Kegiatan utama harlah ke-78 tersebut meliputi zikir, doa, selawat, dan tadarus Alquran dengan target khataman 2.024 kali. Selain itu, di depan Presiden Joko Widodo alias Jokowi, ratusan ribu jemaah Muslimat NU menyatakan komitmennya untuk memberantas stunting di Indonesia.
Presiden Jokowi datang ditemani oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Anwar Iskandar, Ketua Umum Pengurus Besar NU Yahya Cholil Staquf, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, dan Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Imam Sugianto.
Pilihan Editor: Eksklusif: Alasan Pemilik Space Iklan Graha Mandiri Take Down Videotron Anies Baswedan