Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Begini Cara Orang Tua Mencegah Perilaku Bullying oleh Anak

image-gnews
Ilustrasi cyber bullying. Shutterstock
Ilustrasi cyber bullying. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog pendidikan anak, Yanti Suryantiningsih menjelaskan konten media sosial dapat memengaruhi tindakan anak untuk melakukan bullying atau perundungan. “Di era saat ini gurunya anak bukan hanya bapak atau ibu di rumah, dan bapak atau ibu guru di sekolah,” kata dia saat dihubungi TEMPO via WhatsApp pada Rabu, 21 Februari 2024. 

Perempuan yang akrab dipanggil dengan sebutan Bunda Yanti itu menjelaskan media sosial dapat mengajari perilaku positif maupun negatif terhadap anak. Salah satunya perilaku bully. Terdapat faktor internal maupun eksternal yang mengakibatkan anak tanpa sadar melakukan bullying.

Faktor internal terjadi karena kontrol diri dari dalam anak lemah. Mereka kurang bisa mengelola emosi negatif seperti saat marah, sakit hati, frustasi, dan emosi negatif lainnya. Sedangkan faktor eksternal dapat disebabkan karena tontonan media sosial yang menunjukkan perilaku agresif. Sehingga dalam lingkaran pergaulannya, anak juga menunjukkan perilaku demikian.

Oleh sebab itu, orang tua memiliki peran penting untuk menguatkan self control terhadap anak agar tidak agresif. Salah satu perilaku agresif itu yakni melakukan bully baik dengan verbal maupun non verbal. 

Yanti yang juga pendiri dari komunitas ASIEQ Educare menjelaskan, orang tua setidaknya dapat melakukan lima cara untuk mencegah anaknya melakukan bullying. Pertama, memberikan teladan kepada anak. Teladan itu bisa dilihat oleh anak, saat orang tua memperlakukan orang lain di sekitarnya. “Menghargai orang lain, meskipun berbeda atau bahkan lebih rendah status sosialnya. Lalu, menunjukkan perilaku seperti sopan santun, ramah, empati dan suka membantu orang yang membutuhkan,” ujar Yanti.

Kedua, orang tua dapat mendampingi anak mereka dalam proses meningkatkan kecerdasan anak. Yanti menjelaskan ada empat kecerdasan anak yang utama agar self control anak kuat. “Ini yang dinamakan cara ASIEQ (Adversity, Spiritual, Intelectual, Emosional Quotient),” ucapnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketiga, membiasakan anak untuk diskusi memecahkan masalah. Orang tua dapat mengajak anak disksusi tentang fenomena bullying yang ada di masyarakat. Sehingga mereka tahu perbuatan apa yang dapat menyebabkan dampak buruk bagi orang lain. Tidak hanya dampak bagi korban, tapi juga bagi dirinya, orang tuanya, sekolahnya, maupun keluarga besarnya. 

Keempat, orang tua dapat bijak mengontrol sosial anak dengan melihat lingkaran pertemanannya. Lingkaran itu tak tanya interaksi anak secara langsung di kehidupan nyata tapi juga di media sosial. Dengan mengetahui lingkaran pertemanan anak, orang tua dapat memberikan arahan secara bijak. “Hal ini penting sekali agar anak tidak sampai terpengaruh terlalu jauh oleh perilaku negatif dari circlenya,” ucap Yanti.

Terakhir, keluarga dapat memberikan suasana penuh cinta di rumah mereka. Di mana seharusnya tiap anggota keluarga dapat saling mencintai tanpa syarat. Dengan begitu, anak dapat menunjukkan sikap kasih sayang mereka terhadap keluarga maupun teman-temannya. Misalkan, berperilaku lemah lembut dalam pergaulannya.

Yanti mengimbau kepada orang tua agar terus belajar untuk mendidik anak-anak mereka. “Mari kita sebagai orang tua terus belajar menjadi orang tua yang mencetak pribadi lemah lembut, berkarakter, dan penyayang serta peduli sosial,” kata dia. 

Pilihan Editor: Soal Laporan Bullying Anak TK Binus School Serpong, Polres Tangerang Selatan Sudah Cek TKP

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lebih dari 15 Ribu Anak Terbunuh di Jalur Gaza

7 jam lalu

Anak-anak Palestina memeriksa lokasi serangan Israel di sebuah rumah, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 5 Mei 2024. REUTERS/Hatem Khaled
Lebih dari 15 Ribu Anak Terbunuh di Jalur Gaza

Otoritas di Palestina menyebut lebih dari 15.000 anak terbunuh di Jalur Gaza


Begini Cara Menonaktifkan Sementara Akun Facebook

1 hari lalu

Ilustrasi Facebook. REUTERS/Dado Ruvic
Begini Cara Menonaktifkan Sementara Akun Facebook

Menonaktifkan akun Facebook sementara bisa dijadukan opsi jika ingin beristirahat dari media sosial. Berikut caranya.


8 Tanda-Tanda Perlu Konsultasi Kesehatan Mental ke Psikiater

1 hari lalu

Ketahui tanda-tanda kita perlu konsultasi kesehatan mental ke psikiater. Salah satunya adalah gangguan tidur kronis yang sering dialami. Foto: Canva
8 Tanda-Tanda Perlu Konsultasi Kesehatan Mental ke Psikiater

Ketahui tanda-tanda kita perlu konsultasi kesehatan mental ke psikiater. Salah satunya adalah gangguan tidur kronis yang sering dialami.


Begini Cara Menghapus Semua Postingan di Facebook

1 hari lalu

Siluet pengguna ponsel terlihat di samping layar proyeksi logo Facebook dalam ilustrasi gambar yang diambil 28 Maret 2018. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]
Begini Cara Menghapus Semua Postingan di Facebook

Menghapus semua postingan di Facebook mungkin menjadi opsi bagi beberapa orang yang ingin membersihkan akun. Begini caranya.


Fenomena Flexing Mahasiswa KIP Kuliah di Media Sosial, Ini Kata Dosen Unair

3 hari lalu

Ilustrasi Media Sosial. Kredit: Forbes
Fenomena Flexing Mahasiswa KIP Kuliah di Media Sosial, Ini Kata Dosen Unair

Banyak yang mempertanyakan kelayakan mahasiswa tersebut sebagai penerima bantuan biaya KIP Kuliah.


Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

5 hari lalu

Jenderal Sudan Abdel Fattah al-Burhan. REUTERS
Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

5 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

5 hari lalu

Warga Palestina, yang menjadi pengungsi akibat serangan militer Israel di Gaza selatan, berusaha untuk kembali ke rumah mereka di Gaza utara melalui pos pemeriksaan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, seperti yang terlihat dari Jalur Gaza tengah 15 April. 2024. REUTERS/Ramadan Abed
10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

6 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

6 hari lalu

Ilustrasi anak sulung perempuan. Shutterstock
3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

Fenomena beban emosional yang dipikul oleh anak perempuan tertua alias anak sulung perempuan di banyak keluarga, sejak mereka masih kecil.