TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi masyarakat sipil menggelar aksi solidaritas untuk Palestina di car free day kawasan Bundaran Hotel Indonesia, pada Ahad pagi, 3 Maret 2024. Aksi ini disebut kembali dilaksanakan setelah gerakan untuk Palestina meredup sekaligus ingin membuka mata hati masyarakat atas kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Israel.
“Aksi untuk mengumpulkan dukungan dari masyarakat sipil untuk Palestina, kami melihat jumlah korban sudah 30 ribu nyawa 70 persen perempuan dan anak-anak,” kata Nadine Sherani Salsabila yang juga sebagai Advokasi Internasional KontraS, saat ditemui di Kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, pada Ahad hari ini.
Aksi dari Kelompok Masyarakat Sipil untuk Dukungan Kemanusiaan Palestina ini digelar bersamaan dengan aktivitas car free day di kawasan Bundaran HI. Puluhan massa aksi tampak telah berkumpul sejak pukul 06.30 dengan berbagai atribut untuk mendukung perjuangan warga Palestina.
Aksi tersebut menyoroti upaya genosida di Palestina yang terus berlangsung. Setidaknya, sejak 7 Oktober 2023, rangkaian serangan Israel ke Palestina yang dinilai menyerupai genosida itu telah menewaskan lebih dari 30 ribu masyarakat sipil dan lebih dari 60 ribu orang luka-luka.
Tak hanya itu, data Committee to Protect Journalists, setidaknya ada 94 jurnalis meninggal dunia, 16 luka-luka, 4 hilang, dan 25 ditahan secara sewenang-wenang. Bahkan, pada 28 Februari kemarin, ada 112 warga Gaza, Palestina, tewas dan 760 lainnya luka-luka saat mengantre bantuan makanan akibat penembakan brutal oleh tentara Israel.
“Kami berharap aksi ini menimbulkan perasaan cemas dari masyarakat sipil untuk Palestina. Aksi ini aksi perdana, setelah aksi meredup,” kata Nadine.
Sementara itu, Nadine menyebut koalisinya mengecam upaya diplomatik dengan Israel karena tidak sejalan dengan semangat solidaritas terhadap Palestina. Dia menilai normalisasi hubungan dengan Israel dalam memberikan legitimasi kepada negara yang dianggap terlibat dalam genosida dan pelangg,aran hak asasi manusia di wilayah Palestina.
“Situasi ini merupakan bentuk perlawanan terhadap upaya politik yang dinilai berpotensi merugikan pencapaian perdamaian dan keadilan di kawasan tersebut,” kata Nadine.
Nadine juga mengatakan koalisinya juga mendorong pemerintah Indonesia untuk mendesak Israel dan sekutunya agar memastikan penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak kelompok jurnalis, termasuk mencari, mengolah informasi, dan memberitakan situasi di Palestina. Dia juga berharap pemerintah Indonesia terus memperjuangkan penegakan hak asasi manusia, gencatan senjata, dan penghentian segera tanpa syarat okupasi Israel di wilayah Palestina.
“Melalui forum-forum regional dan internasional, dan dengan merujuk pada standar internasional,” kata Nadine.
Selain itu, Nadine juga mendorong pemerintah Indonesia melibatkan masyarakat sipil dalam proses pengambilan keputusan terkait situasi di Palestina. Langkah ini dinilai untuk memastikan bahwa aspirasi dan nilai kemanusiaan masyarakat tercermin dalam kebijakan yang diambil.
“Mengajak Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam mendukung agenda-agenda pengungkapan kebenaran dan penegakan keadilan di Palestina,” kata Nadine.
Pilihan Editor: Bendera Palestina Berkibar depan Kedubes AS Saat Massa Gelar Aksi Solidaritas untuk Palestina