TEMPO.CO, Jakarta - Seorang warga Pekon (Desa) Sukamarga, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat, Samanan, 41 tahun, diterkam harimau sumatera saat bekerja di kebun. Kejadian harimau menerkam manusia ini merupakan yang kali ketiga terjadi di Lampung Barat.
Anggota DPRD Kabupaten Lampung Barat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Sugeng Hari, meminta satuan tugas Polri dan TNI mengeksekusi harimau tersebut. Ia mengklaim mewakili warga Suoh.
"Kami warga Suoh setelah adanya korban lagi hari ini, kami meminta kepada aparat dalam hal ini Tim Satgas untuk segera melakukan tindakan tegas kepada harimau tersebut," Kata Sugeng.
Mengutip laman resmi Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) merupakan satu dari enam sub-spesies harimau yang masih bertahan hidup dan terancam punah.
Populasi harimau sumatera saat ini diperkirakan hanya sekitar 400 ekor. Habitatnya adalah blok-blok hutan dataran rendah, lahan gambut, dan hutan hujan pegunungan. Namun, sebagian besar kawasan tersebut telah mengalami pembukaan hutan untuk lahan pertanian ataupun perkebunan sehingga habitat kucing besar ini semakin berkurang.
Warga Bakar Kantor Resor Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
Warga Suoh menggeruduk kantor Resor Kehutanan Suoh, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan usai Samanan diterkam harimau.
Warga datang untuk meminta penjelasan dari pihak Resor Kehutanan Suoh soal serangan harimau ini. Namun, karena tidak mendapat tanggapan warga merusak dan membakar kantor tersebut.
Menindaklanjuti kejadian tersebut Kapolres Lampung Barat dan Dandim 0422 Lambar langsung menuju TKP dan menemui warga guna melakukan mediasi dan menciptakan kondisi agar situasi tetap kondusif.
Kepala Kepolisian Resor Lampung Barat, Ajun Komisaris Besar Ryky Widya Muharom, mengatakan dirinya menyayangkan perusakan dan pembakaran resor kehutanan Suoh ini.
"Kami turut prihatin atas kejadian yang menimpa korban. Namun kami juga menyayangkan kejadian pengerusakan yang dilakukan oleh warga. Kami Polres dan Kodim 0422 Lambar telah berupaya, kami telah membentuk satgas dan tim untuk pemburuan binatang buas," kata Kapolres, saat dihubungi dari Lampung Selatan, Senin.
Ia meminta kepada para peratin atau kepala desa menyampaikan kepada masyarakat, untuk menjaga kondusivitas. “Kami sama-sama berusaha mencari binatang tersebut supaya situasi cepat kondusif, jika dalam keadaan mengancam jiwa manusia, silahkan untuk dilakukan tindakan represif terhadap harimau tersebut," katanya.
Kapolres menyampaikan kepada masyarakat agar tidak berbuat yang anarkis lagi, pihaknya akan berupaya sekuat tenaga untuk menangani konflik harimau dengan manusia.
"Saya minta kepada seluruh warga Suoh untuk tidak berbuat anarkis dan saling menyalahkan, kita sama sama berupaya sekuat tenaga supaya konflik ini segera berakhir," ujarnya.
Pilihan Editor: Sembelih Harimau yang Masuk Jeratan, Dua Pria Ditangkap saat Hendak Menjual Kulitnya