Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lovebird jadi Parcel, Forest and Wildlife Minta Tak Ada Hantaran Berupa Satwa saat Lebaran

image-gnews
Penampakan hantaran alias hampers lebaran berupa sepasang burung love bird dengan kembang melingkar di sekeliling kurungan besi. Belakangan, burung dengan nama latin Agapornis Pullarius itu ramai dijual untuk bingkisan hari raya idulfitri. Aktivis pelindung bintang mengecam praktik ini. Foto: Istimewa
Penampakan hantaran alias hampers lebaran berupa sepasang burung love bird dengan kembang melingkar di sekeliling kurungan besi. Belakangan, burung dengan nama latin Agapornis Pullarius itu ramai dijual untuk bingkisan hari raya idulfitri. Aktivis pelindung bintang mengecam praktik ini. Foto: Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pedagang burung kicau belakangan punya cara unik untuk menjual satwa itu. Menjelang lebaran idulfitri 2024, pedagang menjual burung, terutama lovebird, dengan kemasan hantaran alias parcel

Direktur Forest and Wildlife, Muhammad Ali Imron, mengatakan praktik perdagangan seperti ini bisa menyebabkan kematian pada burung, terutama ketika si penerima bukan pemerhati dan tidak menghendaki parcel tersebut. Meski lovebird tidak masuk dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Ali menyebut harusnya pedagang memperhatikan skema penjualan semacam ini. “Harusnya mengedepankan etika,” kata Ali dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo pada Ahad, 7 April 2024. 

Menjelang lebaran atau akhir dari ramadan, Ali berharap masyarakat juga tidak mengirimkan parcel dalam bentuk satwa peliharaan atau liar. Dia menilai satwa seperti itu lebih baik dinikmati di alam. “Sejatinya dalam rangka akhir dari bulan suci ramadaan ini tidak melakukan pengiriman parcel dalam bentuk satwa peliharaan ataupun satwa liar, khususnya satwa liar keindahannya akan lebih baik dinikmati di alam bersama bebasnya kehidupan mereka,” kata Ali. 

Sepasang Lovebird jadi Parcel Lebaran

Founder Yayasan Natha Satwa Nusantara, Davina Veronica Hariadi, merasa keheranan setelah mendapat laporan dari koleganya yang diberi parcel atau hantaran lebaran berupa sepasang burung lovebird. Dia menyebut koleganya itu sebenarnya tak ingin menerima parcel loverbird karena tidak berniat ingin memelihara burung. 

Dalam dua foto yang diterima Tempo, sepasang burung lovebird berwarna putih dengan semburat biru langit itu terkurung dalam kandang besi berukuran 30 x 30 cm. Pada bagian alas melingkar kembang putih dengan pita hitam di sela-selanya. Sejoli itu tampak nangkring di sebatang tangkringan.  

Dia langsung meminta stafnya untuk menyerahkan parcel sepasang burung dengan nama latin Agapornis Pullarius itu ke FLIGHT: Protecting Indonesia’s Birds, organisasi nirlaba yang fokus memberantas perdagangan burung liar di Indonesia. Davina menilai burung semestinya tak diperjual-belikan karena otomatis merampas hak hewan untuk hidup. "Dengan membeli berarti merampas hak hidup dan kebebasan hewan itu,” kata Davina menceritakan peristiwa itu kepada Tempo melalui keterangan tertulis pada Rabu, 3 April 2024. 

Bagi perempuan 45 tahun itu, binatang merupakan makhluk hidup yang memiliki rasa dan karsa selayaknya manusia miliki. Binatang itu, menurut Davina juga mempunyai kehendak untuk hidup nyaman, aman, bebas dari rasa sakit, lapar, dan harus. “Bebas mengekspresikan perilaku alami. Selama hewan itu bernafas maka dia bisa merasakan,” kata Davina. 

Meski burung lovebird bukan bagian dari jenis burung yang dilindungi atau nonendemik, tapi Davina menentang segala bentuk perdagangan hewan. Dia menilai perdagangan burung merupakan praktik kejam. Pedagang burung di Jatinegara dan Pramuka, Davina mencontohkan, penjual mengurung sekitar 30 burung hanya dalam kandang berukuran 60 cm x 30 cm x 20 cm. Tak sekadar dikurung dalam jeruji besi, temuan Davina menunjukkan para pedagang juga membiarkan burung paruh bengkok itu di bawah matahari langsung. 

“Sempit, saling berdesakan, tinggal di antara kotorannya sendiri,” kata Davina. Sembari itu, Davina menambahkan,”Bayangkan ketika toko tutup, mereka pun dalam kondisi di dalam ruangan tertutup tanpa ada sirkulasi udara. Sangat menyedihkan dan kejam.”

Tiga mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Lampung Frans Hamonangan Nainggolan, Bainah Sari Dewi, dan Arief Darmawan, membuat penelitian ihwal fenomena konservasi burung. Laporan itu termuat dalam jurnal Volume 7 Nomor 1, Januari 2019 dengan judul Dalam jurnal Status Konservasi Burung: Studi Kasus di Hutan Desa Cugung Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Model Rajabasa Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan. 

Hasil penelitian itu menunjukkan status konservasi dari suatu spesies terancam adalah indikator kemungkinan spesies ini bisa terus bertahan hidup. Penetapan status konservasi bukan hanya berdasarkan jumlah populasi yang tersisa, melainkan peningkatan atau penurunan jumlah populasi dalam periode tertentu, laju sukses penangkaran, ancaman yang diketahui, dan sebagainya. 

Selain itu, upaya konservasi berupa pelestarian burung bukan hanya menjadi tanggung jawab pakar burung, penggiat konservasi ataupun pemerintah melainkan semua lapisan masyarakat termasuk masyarakat Desa Cugung. Dalam jurnal itu menyebut masih kurangnya pengetahuan masyarakat Desa Cugung tentang lingkungan khususnya mengenai peranan burung bagi ekosistem menjadi kendala dalam upaya pelestarian burung. "Perburuan jenis burung di Hutan Desa Cugung yang dilakukan oleh masyarakat di luar Desa Cugung belum mendapatkan sanksi sehingga masyarakat luar desa datang ke hutan desa tersebut untuk berburu jenis burung yang bernilai komersial,” tulis dalam jurnal. 

Pedagang Burung Disebut Perlu Mendapat Sosialisasi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pasar  hewan peliharaan di Jalan Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tak terlalu ramai pada Sabtu sore, 6 April 2024. Aneka burung yang dijual di pasar itu mayoritas jenis kicau atau untuk dipelihara di perumahan. Tempo mendatangi beberapa toko penjual burung di sana. Puluhan kurungan besi berisi aneka burung sudah tampak dari kejauhan. Ada satu kandang berisi enam burung lovebird dan burung kicau seperti perkutut, kenari, jalak, dan aneka burung lain. Ada yang berisi dua alias sepasang dalam satu kandang, ada pula yang berisi nyaris 40 ekor dalam satu kurungan.

Penjual burung itu tampak saling tawar-menawar harga dengan calon pembeli kenari. Calon pembeli mulanya menawar harga burung kicau itu senilai Rp 250 ribu dari harga dari Rp 400 ribu. Keduanya saling kukuh dengan harga masing-masing hingga burung itu akhirnya  tak terbeli. 

Penjual di toko sebelahnya lantas menunjuk salah satu kenari yang ia jual. Burung berwarna kuning berkelir putih itu terkurung dalam kandang yang tergantung di atap toko. “Gacor banget nonstop, itu saja pak,” kata penjual itu.  

“Kalau burung lovebird ini berapa,” tanya Tempo pada penjual itu. 

“Seratus ribu itu,” kata dia.

Aktivis lingkungan dan perlindungan hewan, Davina Veronica Hariadi tak mengelak bahwa praktik perdagangan burung seperti ini berkelindan dengan ketidaktahuan masyarakat dan penjual tentang animal welfare atau kejahatan terhadap hewan. Dia mengatakan sebagian masyarakat saat ini masih menganggap hewan sebagai komoditas. Dianggap sebagai pandangan yang tak benar, Davina menilai masyarakat dan penjual mesti mendapat sosialisasi dan penyadaran bahwa binatang memiliki kesamaan seperti manusia. 

“Dengan perusahaan menolak, akan tertutup satu keran aliran untuk tidak mengakomodir orang-orang yang membeli burung untuk dijadikan kado. Dengan begitu maka orang akan stop beli-beli burung atau hewan apapun untuk dijadikan kado atau parcel,” kata Davina saat dihubungi pada Rabu, 3 April 2024. 

Pada 5 September 2020, Tempo pernah menelusuri upaya penyelundupan burung kicau, termasuk yang dilindungi, asal Sumatera yang akan dikirim luar pulau. Gurihnya bisnis ini mengancam populasi berbagai jenis burung dan keseimbangan ekosistem. Penyelundupan diduga melibatkan aparat dari berbagai instansi. 

Liputan Tempo yang didukung Internews’ Earth Journalism Network itu menemukan jumlah burung yang diselundupkan jauh lebih banyak dari yang ditangkal di Bakauheni, Sumatera. Direktur Eksekutif Flight: Protecting Indonesia’s Bird, Morison Guciano, memperkirakan ada 1 juta ekor burung yang ditangkap secara ilegal di hutan Sumatera dalam setahun terakhir pada periode itu. Data ini diperoleh dari jumlah penangkapan sepanjang tahun ditambah dengan kemungkinan burung yang lolos dari pengawasan petugas. 

Jumlah itu bisa diakumulasi dari 2015-2020, Morison menghitung ada sekitar 14 juta burung liar, termasuk di antaranya berstatus dilindungi, yang berpindah ke Pulau Jawa lewat jalur darat, udara, dan laut. Ia menghitung angka itu dari data penjualan 2.000-an toko burung di Sumatera dan Jawa yang dimiliki Flight. “Ini karena permintaan dari komunitas burung kicau makin tinggi tiap tahunnya,” kata dia. 

Makhfudz Solaiman, pengusaha dan pendiri Asosiasi Penangkaran Burung Nusantara, memperkirakan ada 13-14 juta penggemar burung kicau di Indonesia. Tingginya potensi pasar ini menambah daya tarik bisnis burung kicau. “Perputaran uang di bisnis ini mencapai Rp 3-5 triliun per tahun,” kata dia. 

Davina berharap ada pihak atau lembaga yang mengawasi jaringan perdagangan binatang seperti ini. Menurut dia, praktik yang telah terjadi dari hulu ke hilir ini akan terus berlangsung apabila tak ada pengawasan, apalagi ketika masih ada permintaan dari pembeli. "Tapi memang jaringan ini rumit sekali ya. Burung itu masih terus ada dan dijual karena adanya permintaan, karena ada yang beli. Selama permintaan itu ada maka hewan itu, dalam konteks ini lovebird, akan terus diperdagangkan,” kata Davina. 

Pilihan Editor: OPM Klaim TNI-Polri Tembak Mati Komandan Kanit Kodap VIII Intan Jaya dan Masyarakat Sipil

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

11 jam lalu

Tangkapan layar kelahiran dua anak Badak Jawa. Dok: KLHK
Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

Direskrimum Polda Banten mengungkap tindak pidana perburuan badak bercula satu atau badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Apa ancaman hukumannya?


Ramadan-Lebaran 2024, Tokopedia: Produk Kebutuhan Harian hingga Fesyen Paling Laris

4 hari lalu

(Kiri-Kanan) Pemilik Usaha Jenna and Kaia, Lira Krisnalisa; E-Commerce Communication Director Shop Tokopedia, Nuraini Razak; Pemilik Usaha Tulus Skin, Jessica Anggrainy; dan Pemilik Usaha Hijrahfood Meatshop, Akram Amrullah Rajab usai berbincang soal tren belanja online selama Ramadan 2024 di kawasan Jakarta Pusat, Kamis, 25 April 2024. Tempo/Novali Panji
Ramadan-Lebaran 2024, Tokopedia: Produk Kebutuhan Harian hingga Fesyen Paling Laris

E-Commerce Communications Director Shop Tokopedia, Nuraini Razak mengungkap tren belanja sepanjang Ramdan dan Lebaran 2024.


KAI Sebut Penjualan Tiket Kereta Kelas Suite Compartment dan Luxury Laris saat Libur Lebaran, Laku hingga 112 Persen

4 hari lalu

Kereta Sleeper, Luxury 2 saat diluncurkan di Stasiun Gambir Jakarta, Minggu, 26 Mei 2019. Gerbong kereta ini terdapat pada rangkaikan kereta Argo Lawu relasi Gambir - Solo Balapan, kereta Argo Dwipangga relasi Gambir-Solo Balapan, kereta Taksaka relasi Gambir-Yogyakarta, dan kereta Gajayana relasi Gambir-Malang. Tempo/Hendartyo Hanggi
KAI Sebut Penjualan Tiket Kereta Kelas Suite Compartment dan Luxury Laris saat Libur Lebaran, Laku hingga 112 Persen

EVP of Corporate Secretary PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengatakan penjualan tiket kereta api kelas Suite Class Compartment dan Luxury laris dibeli saat pelaksanaan angkutan masa Lebaran 2024.


Bawang Merah Rp 80 Ribu, Menteri Zulhas: Gara-gara Lebaran

5 hari lalu

Pekerja tengah memilah bawang merah di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta, Senin, 22 April 2024. Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkap penyebab harga bawang merah mendadak melesat bahkan ada yang sampai jadi Rp 84 ribu per kg. TEMPO/Tony Hartawan
Bawang Merah Rp 80 Ribu, Menteri Zulhas: Gara-gara Lebaran

Harga bawang merah naik hingga Rp 80 ribu per kilogram. Menteri Zulhas bilang gara-gara lebaran.


Penumpang Commuter line di Masa Angkutan Lebaran Mencapai 20 Juta

6 hari lalu

Kereta commuter line,. Foto: Canva
Penumpang Commuter line di Masa Angkutan Lebaran Mencapai 20 Juta

PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI mencatat total 20.944.000 penumpang commuter line selama masa angkutan Lebaran 2024.


22 Hari Jadi Angkutan Lebaran, PT KAI Divre 1 Sumut Angkut 187.584 Penumpang

6 hari lalu

Kereta Api Sribilah Utama relasi Medan-Rantauprapat hadirkan promo untuk pelanggan yang ingin mudik lebih awal bersama keluarga. Foto: Istimewa
22 Hari Jadi Angkutan Lebaran, PT KAI Divre 1 Sumut Angkut 187.584 Penumpang

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI resmi menutup pelaksanaan Angkutan Lebaran 2024 yang telah berlangsung selama 22 hari sejak 31 Maret.


Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

6 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi (kiri) berdialog dengan pelajar saat Kegiatan Edukasi Keuangan di Indonesia Banking School, Jakarta, Senin, 22 Januari 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan kegiatan Edukasi Keuangan terkait investasi, pinjaman hingga perencanaan keuangan yang diikuti sekitar 1.500 pelajar secara luring dan daring guna meningkatkan literasi keuangan masyarakat khususnya bagi pelajar. TEMPO/Tony Hartawan
Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.


Hutama Karya Sebut Usai Lebaran, Kendaraan yang Melintasi Jalan Tol Trans Sumatera Malah Lebih Tinggi

6 hari lalu

Sejumlah kendaraan melaju didalam Tol Bakauheni-Terbanggibesar di Kota Baru, Jati Agung, Lampung Selatan, Lampung, Kamis 30 Mei 2019. Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) menjadi jalur utama dalam mudik lebaran 2019. Tempo/Amston Probel
Hutama Karya Sebut Usai Lebaran, Kendaraan yang Melintasi Jalan Tol Trans Sumatera Malah Lebih Tinggi

Selama periode arus mudik dan balik Lebaran 2024 di Jalan Tol Trans Sumatera, PT Hutama Karya (Persero) mencatat 2,1 juta kendaraan melintas.


Direktur BRI Tinjau Langsung Operasional Layanan Libur Lebaran

6 hari lalu

Direktur BRI Tinjau Langsung Operasional Layanan Libur Lebaran

Direktur Retail Funding and Distribution BRI, Andrijanto, meninjau operasional di Branch Office BRI Jakarta untuk memastikan performa layanan BRI selama periode libur lebaran.


Selama Masa Angkutan Lebaran 2024, Ada 208.798 Pelanggan Gunakan Kereta Api di KAI Daop 9 Jember

6 hari lalu

Rangkaian KA Blambangan Ekspres berangkat dari Stasiun Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat, 2 Desember 2022. ANTARA/Budi Candra Setya
Selama Masa Angkutan Lebaran 2024, Ada 208.798 Pelanggan Gunakan Kereta Api di KAI Daop 9 Jember

KAI Daop 9 Jember menyebutkan ada sebanyak 208.798 penumpang yang menggunakan kereta api di wilayahnya selama pelaksanaan angkutan Lebaran 2024.