TEMPO.CO, Depok - Keluarga dan rekan korban kecelakaan bus SMK Lingga Kencana Depok mengadakan tabur bunga dan doa bersama untuk mengenang 40 hari kepergian para korban. Acara ini dilakukan di TPUI Parung Bingung, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jumat petang, 21 Juni 2024.
Ada enam korban kecelakaan yang dimakamkan di TPUI Parung Bingung ini. Mereka adalah seorang guru bernama Suprayogi dan lima siswanya: Intan Fauziah, Mahesya Putra, Intan Rahmawati, Dimas Aditya, dan Robiatul Adawiyah.
"Nyekar ini memang direncanakan sama teman-teman," kata salah satu korban selamat, Anindia Siti Fatimah, 17 tahun, saat dItemui di TPUI Parung Bingung.
Anindia sempat menjalani dua kali operasi saat dirawat di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI). Kondisi fisiknya mulai membaik, tapi batinnya masih berduka atas kepergian rekan-rekannya dalam kecelakaan maut di Subang, Jawa Barat itu. "Dengar yang sudah meninggal sedih juga," ujar dia.
Sementara itu, ibu mendiang Mahesa Putra, Rosdiana, 37 tahun, mengaku rutin nyekar bersama keluarga korban lainnya dan teman seangkatan anaknya. "Kami dari 7 hari, 14 hari, sekarang 40 hari, rencanannya nanti 100 harian kami mau doa bersama lagi," kata Rosdiana.
Kecelakan bus rombongan SMK Lingga Kencana terjadi di Jalan Raya Kampung Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada 11 Mei lalu. Ketika itu rombongan dari Bandung hendak pulang ke Depok.
Kecelakaan tersebut menewaskan seorang guru dan 9 siswa SMK Lingga Kencana, satu pemotor warga Subang, serta 13 orang luka berat, dan 42 luka ringan.
Pilihan Editor: Pengurus Muhammadiyah Malu Kasus Judi Online Tinggi padahal Indonesia Mayoritas Muslim