TEMPO.CO, Jakarta - Menurut hasil visum yang diungkapkan oleh Kepala Divisi atau Kadiv Humas Polri, Irjen Sandi Nugroho, korban pembunuhan di Cirebon, Jawa Barat pada tahun 2016, yaitu pembunuhan Vina dan Eky, menunjukkan beberapa temuan yang penting. "Kalau bisa kita ungkap sedikit dari hasil visum, di mana lukanya cukup parah," kata Sandi dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta pada Rabu, 19 Juni 2024.
Sandi melanjutkan, "Lehernya patah--mohon maaf--ada rahang atas rahang bawah juga patah. Ada luka terbuka akibat senjata tajam dimungkinkan di sana, akibat benda tumpul juga ada."
Akibat luka-luka tersebut, Eky meninggal dunia di tempat kejadian perkara atau TKP. Sedangkan Vina, ujar Sandi, masih dalam keadaan hidup dan segera dilarikan ke rumah sakit. Namun, nyawa Vina tak tertolong.
"Kejadian ini adalah pembunuhan yang cukup sadis, bahkan bisa dibilang sangat sadis dimana korban almarhum ananda Eky dan ananda Vina mendapatkan perlakuan yang sangat kejam," ujar Sandi.
Pada 26 Mei 2024, Polda Jabar menangkap Pegi Setiawan yang masuk dalam DPO 8 tahun silam. Teranyar, Polda Jabar akan menyerahkan tersangka Pegi alias Perong beserta barang bukti ke Kejaksaan Tinggi Jawa Barat pada Kamis, 20 Juni 2024.
Suroto, 51 tahun, seorang warga Cirebon yang mengaku mengevakuasi Vina dan Eky, pada kejadian 27 Agustus 2016 silam. Setiap malam dimulai pukul 21.00 WIB, Suroto rutin patroli di area tol jembatan Talun. Sebab di kawasan itu sering muncul geng motor, dan begal.
Belum ada tanda-tanda mencurigakan, akhirnya ia memutuskan untuk berkeliling. Tidak lama, ada seorang pengendara sepeda motor memberitahu Suroto jika ada kecelakaan lalu lintas di jembatan tol Talun. "Saya langsung woosh naik motor cepat, di Tempat Kejadian Perkara (TKP) udah banyak kerumunan orang," kata Suroto, saat menceritakan kesaksiannya kepada Tempo melalui telepon seluler pada Senin, 10 Juni 2024.
Setelah berhasil melewati kerumunan, pria 51 tahun itu langsung bertanya kepada Eky, namun tidak ada respons apa-apa. Ia langsung melepas helm yang digunakan Eky, tetap tidak ada respons maupun tanda-tanda pergerakan. Selanjutnya, Suroto fokus kepada Vina, yang masih merintih kesakitan. "Aduh..tolong.. aduh.. tolong," ujar Suroto menirukan ucapan Vina ketika dievakuasi. Suroto pun berusaha menenangkan Vina. "Sebentar dek, sebentar lagi mobil datang, sabar ya," kata dia kepada Vina.
Kondisi Vina dan Eky, lanjut Suroto, dalam keadaan wajah penuh lebam dan berlumuran darah. Bahkan, rok yang dikenakan Vina terbuka hingga memperlihatkan area kemaluannya.
Menurut Suroto, Eky memakai baju berwarna hitam, sedangkan Vina mengenakan baju putih dan rok hitam pendek. "Ada jaket di samping korban perempuan (Vina) saya langsung tutupi itu soalnya kemaluannya kelihatan," ucap dia.
Suroto sempat ikut mengantar Vina dan Eky dievakuasi ke rumah sakit Gunung Jati, Cirebon. Namun baru jalan sekitar 5 atau 10 meter, kepolisian dari Polsek Talun meminta agar Suroto mengantarkan motor yang dikendarai Eky ke kantornya. Saat motor yang dikendari Eky sampai di Polsek Talun, ia mendapati di dalam jok motor itu terdapat satu buah handphone dan satu buah jaket. Ia tidak mengingat betul apakah jaket tersebut terdapat logo atau tulisan tertentu.
MYESHA FATINA RACHMAN I ADVIST KHOIRUNIKMAH I AMELIA RAHIMA SARI
Pilihan Editor: Polisi Ungkap Ada Pengacara Pelaku Pembunuhan Vina dan Eky Datangi Saksi Agar Berbohong