TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan proses penyidikan kasus suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR periode 2019-2024 yang menjerat politisi PDIP Harun Masiku masih terus berjalan. Penyidikan akan terus berjalan apabila tidak ada SP3 penghentian.
"Kalau tidak ada SP3 penghentian terhadap penyidikan, itu perkara masih tetap kita jalan,” Plh. Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan pada Selasa, 25 Juni 2024.
Tidak hanya itu, Asep pun membantah bahwa KPK membuka kasus Harun Masiku di momen tertentu, seperti di tahun-tahun politik. Dia juga mengatakan perkara yang menjerat politisi PDIP itu kembali ramai dibicarakan karena adanya tokoh publik yang terlibat. Adapun tokoh yang dimaksud, yaitu Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto.
“Sebelum-sebelumnya, ya beberapa orang kita panggil tapi karena mungkin orang yang kita minta keterangan ini bukan publik figur sehingga tidak menjadi atensi masyarakat,” ujarnya.
KPK kembali membuka kasus Harun Masiku seusai gelaran Pemilu Presiden 2024. Lembaga antirasuh pun memeriksa Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto perihal dugaan keterlibatannya dalam kasus suap yang melibatkan Harun Masiku.
Hasto diperiksa sebagai saksi oleh KPK pada Senin, 10 Juni 2024. "Saksi (Hasto) menjawab bahwa alat komunikasi ada di stafnya," kata Ketua Tim Juru Bicara KPK Budi Prasetyo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin, 10 Juni 2024.
Pada saat pemeriksaan, penyidik KPK menyita tiga ponsel milik Hasto. Ketiga ponsel itu dirampas oleh penyidik KPK Ajun Komisaris Besar Rossa Purbo Bekti dari asisten Hasto, Kusnadi.
Berdasarkan laporan Majalah Tempo edisi pekan ini, penyitaan itu bermula ketika Rossa menanyakan keberadaan ponsel milik Hasto saat pemeriksaan yang berkaitan dengan Harun Masiku berlangsung di ruangan 37 lantai 2 Gedung KPK. Hasto mengatakan bahwa ponsel itu tidak dia bawa karena dititipkan kepada Kusnadi dan pengacaranya, Ronny Talapessy, yang menunggu di depan lobi.
Mengetahui hal itu, Rossa meninggalkan Hasto dan menghampiri Kusnadi yang sedang merokok. Rossa yang mengenakan kemeja putih dan masker hitam meminta Kusnadi untuk mengikuti dia dengan dalih dipanggil Hasto. Tanpa memberitahu Ronny, Kusnadi naik ke lantai dua. Di lantai dua, Rossa langsung menyambut Kusnadi. "Ini dia yang dicari-cari," kata Kusnadi kepada Tempo sambil menirukan ucapan Rossa.
Kusnadi mengaku bahwa Rossa meminta dia menyerahkan ponsel Hasto yang tersimpan di dalam tas. Tak hanya Rossa, penyidik lain turut menggeledah tas Kusnadi. Selain menyita handphone, penyidik turut merampas buku tabungan, kartu debit, dan buku hitam milik Hasto. Adapun uang senilai Rp 130 juta tidak disita oleh penyidik.
Pilihan Editor: KPK Imbau Harun Masiku Segera Menyerahkan Diri: Sudahlah Datang ke Sini