Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengusutan Kasus Kematian Santriwati Pondok Pesantren Al Aziziyah Ditingkatkan ke Tahap Peyidikan

Editor

Suseno

image-gnews
Kedatangan jenazah Nurul Izatih, santriwati korban perundungan untuk diotopsi di RS Bhayangkara Polda NTB foto : istimewa Kuasa Hukum korban
Kedatangan jenazah Nurul Izatih, santriwati korban perundungan untuk diotopsi di RS Bhayangkara Polda NTB foto : istimewa Kuasa Hukum korban
Iklan

TEMPO.CO, Mataram - Polres Kota Mataram telah meningkatkan status penyelidikan kasus kematian Nurul Izzati, santriwati Pondok Pesantren Al Aziziyah, Gunung Sari, Lombok Barat, ke tahap penyidikan. "Berdasarkan hasil visum et repertum, penyelidikan sudah kami tingkatkan statusnya menjadi penyidikan," kata Kasat Reskrim Polres Mataram I Made Yogi Purusa Utama, Selasa, 2 Juli 2024. "Untuk kelengkapan alat bukti kami juga masih menunggu hasil outopsi yang dilakukan di RS Bhayangkara Polda NTB." 

Nurul Izzati meningal setelah koma selama 16 hari di rumah sakit. Ia mendapat perawatan karena mengalami luka dalam akibat hataman benda tumpul. Diduga luka itu akibat perundungan. Sebelum koma, Nurul juga sempat bercerita tentang penganiayaan yang dia terima selama berada di pondok.

Yogi mengatakan sudah memeriksa sejumlah saksi. Dalam waktu dekat, penyidik akan meminta keterangan dari pengurus pondok pesantren. Keterangan dari pengurus ponpes ini penting untuk mengetahui kondisi Nurul sebelum dijemput oleh keluarga untuk dibawa ke rumah sakit. "Hari ini kami sudah layangkan surat panggilan kepada pihak Ponpes Al Aziziyah," kata Yogi, Selasa. 2 Juli 2024. 

Adapun saksi yang diperiksa antara lain adalah orang tua Nurul dan teman-temannya di pondok pesantren. "Termasuk  supir yang membawanya keluar dari ponpes," kata Yogi.

Yan Mangandar, kuasa hukum keluarga korban, mengatakan sudah sepatutnya kematian Nurul diusut tuntas. "Saat ini kepolisian setidaknya sudah mengantongi minimal dua alat bukti dugaan tindak pidana yang menyebabkan kematian Nurul," kata Yan.

Yan menduga, dua alat bukti itu adalah hasil visum dari dokter yang menyebutkan adanya benjolan di kepala akibat benturan benda tumpul, serta keterangan orang tua korban yang mendengar anaknya bercerita tentang penganiayaan di pondok.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lebih lanjut Yan berharap, keterangan dari pengurus pondok bisa memperjelas penyebab kematian Nurul . "Yang paling mengetahui hal ini adalah saksi, teman teman korban, minimal teman satu kamarnya yang jumlahnya belasan hingga puluhan santriwati, mudabirohnya (pimpinan kamarnya), penanggung jawab asramanya, seharusnya mereka tahu apa yang terjadi," kata Yan.

Untuk memperoleh keterangan yang sebenarnya dari para saksi, terutama para santri, Yan berharap agar tidak ada tekanan dan intervensi terhadap mereka. "Mereka rentan mendapat intimidasi atau tekanan sehingga tak berani menyampaikan yang sebenarnya, kita berharap jangan sampai ada oknum atau pihak tertentu yang berupaya melakukan intimidasi," katanya.

Sesuai aturan yang berlaku, Yan berharap para santri yang akan bersaksi mendapat pendamping dari pekerja sosial profesional dari Kementrian Sosial RI, "Semoga tak ada kendala agar saksi dari para santri didampingi Peksos. Jika ada larangan didampingi Peksos, tentu kami mempertanyakannya," kata Yan.

Kuasa hukumnya pondok pesantren, Herman Saputra, mengatakan belum mendengar ihwal cerita keterangan Nurul yang mendapat kekerasan ketika berada di pondok pesantren. "Dari keterangan teman sekamar, teman sekelas, ketua kamar, mudhabiroh, petugas kesehatan dan bibi dapur tidak pernah melihat dan tidak pernah diceritakan oleh almarhumah kalo pernah ada pemukulan," kata Herman.

Herman menyam but baik langkah hukum yang saat ini ditempuh oleh keluarga Nurul untuk mengungkap kematian pelajar tsanawiyah itu. "Pihak ponpes juga sangat berkepentingan untuk mengetahui kejelasan fakta-fakta yg mengakibatkan santriwati meninggal ," kata Herman, "Pihak Ponpes siap menyiapkan kebutuhan-kebutuhab dalam pengungkapan kasus  ini." 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemenag Buka Kuota Beasiswa Santri, Simak Jadwal dan Persyaratannya

14 jam lalu

Ilustrasi beasiswa santri Foto Kementerian Agama
Kemenag Buka Kuota Beasiswa Santri, Simak Jadwal dan Persyaratannya

Kuota beasiswa santri tahun ini ditargetkan 1.000 santri untuk melanjutkan studi ke jenjang S1, S2, dan S3.


Tahanan Kejari Mataram Kabur Usai Melompat dari Mobil, Mengaku Kangen Anak

4 hari lalu

Ilustrasi tahanan atau narapidana kabur. shutterstock.com
Tahanan Kejari Mataram Kabur Usai Melompat dari Mobil, Mengaku Kangen Anak

Tahanan Kejari Mataram berinisial Z sempat kabur dengan cara melompat dari mobil yang membawanya ke Lapas


Polisi Menangkap Lagi Satu Tahanan Kabur di Lombok Barat

4 hari lalu

Ilustrasi tahanan selesai menjalani hukuman atau bebas dari hukuman. Shutterstock
Polisi Menangkap Lagi Satu Tahanan Kabur di Lombok Barat

Dua tahanan kabur setelah mengikuti persidangan di Pengadilan Negeri Mataram. Satu tahanan ditangkap hari itu juga, satu lagi tiga hari kemudian.


Santriwati Pondok Pesantren Al Aziziyah Meninggal, Diduga Korban Perundungan

5 hari lalu

Kedatangan jenazah Nurul Izatih, santriwati korban perundungan untuk diotopsi di RS Bhayangkara Polda NTB foto : istimewa Kuasa Hukum korban
Santriwati Pondok Pesantren Al Aziziyah Meninggal, Diduga Korban Perundungan

Dugaan perundungan itu muncul karena sebelum meninggal, Nurul Izatih, sempat bercerita ia dipukuli oleh tiga temannya sesama santri di ponpes itu.


Menko PMK Berharap Pesantren Bukan Cuma Bisa Cetak Santri, Tapi...

18 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 10 Juni 2024, usai rapat persiapan perayaan HUT ke-79 RI di IKN. TEMPO/Daniel A. fajri
Menko PMK Berharap Pesantren Bukan Cuma Bisa Cetak Santri, Tapi...

Pesantren sebagai lembaga pendidikan harus turut memberikan pemberdayaan dan pengembangan masyarakat, bukan hanya memberikan ilmu agama.


Pimpinan Ponpes di Lombok Barat Tersangka Pencabulan Santriwati Ditangkap Polisi, Sempat Kabur Sebulan

26 hari lalu

Ilustrasi Ditangkap / Ditahan / Diborgol. shutterstock.com
Pimpinan Ponpes di Lombok Barat Tersangka Pencabulan Santriwati Ditangkap Polisi, Sempat Kabur Sebulan

Hasil penyelidikan sementara, terdapat empat santriwati yang menjadi korban pencabulan santriwati ini, satu di antaranya diduga disetubuhi.


Pelajar SD di Depok Jadi Korban Bullying, Dipukuli Bergantian

30 hari lalu

Ilustrasi kekerasan pada anak. Pexels/Luana
Pelajar SD di Depok Jadi Korban Bullying, Dipukuli Bergantian

Video bullying terhadap siswi SD di Depok tersebar di sejumlah kalangan. Pelaku memukuli korban bergantian.


Jelajah Lombok, Menikmati Sunrise di Bukit Mangsit Senggigi hingga Sunset di Teluk Nara

35 hari lalu

Sunset  di Pantai Malimbu, Teluk Nara, Lombok Utara. TEMPO/Supriyantho Khafid
Jelajah Lombok, Menikmati Sunrise di Bukit Mangsit Senggigi hingga Sunset di Teluk Nara

Dari Bukit Mangsit, perjalanan dilanjutkan ke Hutan Pusuk melihat monyet, dan diakhiri dengan melihat sunset di Pantai Malimbu di Lombok Utara.


85 Tahun Berdiri, Pondok Pesantren Darunnajah Cetak Puluhan Ribu Alumni Berkualitas

42 hari lalu

85 Tahun Pondok Pesantren Darunnajah, Ulujami, Jakarta Selatan, telah memberikan dedikasinya kepada negeri. /ISTIMEWA
85 Tahun Berdiri, Pondok Pesantren Darunnajah Cetak Puluhan Ribu Alumni Berkualitas

Pondok Pesantren Darunnajah telah berdiri 85 tahun lamanya demi mencetak alumni yang berdedikasi pada bangsa dan agama.


Periksa 14 Saksi Kasus Bullying SMP di Bojonggede, Polisi Ungkap Fakta Baru

46 hari lalu

Ilustrasi bullying/risak di tempat kerja. Shutterstock.com
Periksa 14 Saksi Kasus Bullying SMP di Bojonggede, Polisi Ungkap Fakta Baru

Setelah polisi melakukan pendalaman akhirnya terungkap penyebab utama bullying terhadap siswi SMP Al-Basyariah Bojonggede itu.