3. Kecolongan pabrik narkoba terbesar di Indonesia
Mabes Polri bersama Direktorat Jenderal Bea Cukai berhasil menggerebek sebuah rumah di Kota Malang, Jawa Timur, yang dijadikan pabrik narkoba terbesar di Indonesia pada Selasa siang, 2 Juni 2024. Pabrik narkoba tersebut berlamat di Jalan Bukit Barisan Nomor 2, RT 05 RW 01, Kelurahan Gadingkasri, Kecamatan Klojen.
Ironisnya, rumah ini ternyata berdempetan dengan Kantor Kelurahan Gadingkasri. Keberadaannya sebagai pabrik narkoba tak terendus sebab menyaru sebagai tempat penyelenggara kegiatan atau event organizer (EO) bernama Mitra Ganesha. Tak ada yang menyana rumah itu merupakan clandenstine Lab terbesar di Indonesia yang memproduksi ganja sintetis, ekstasi dan xanax.
Saat jumpa pers Bareskrim Mabes Polri dan Ditjen Bea Cukai di TKP pada Rabu sore, 3 Juni 2024, Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Wahyu Widada mengatakan pengungkapan kasus itu merupakan hasil pengembangan dari kasus penemuan 23 kilogram sinte di kawasan Kelurahan Kalibata, Kecamatan Pancoran, Jakarta Jakarta Selatan, akhir Desember 2023.
“Setelah dikembangkan dan melakukan profiling, terdapat informasi adanya pabrik narkoba di wilayah Jawa Timur sampai kemudian kita ungkap di Kota Malang ini. Selain BB (barang bukti)-nya, kami juga mengamankan delapan tersangka yang punya peran berbeda-beda, ditambah satu orang WNA Malaysia yang masih buron,” kata Wahyu.
Dari delapan tersangka, hanya YJ yang berperan sebagai peracik narkoba. Pria 23 tahun ini dibantu empat pekerja yang menyiapkan peralatan dan perlengkapan produksi, yaitu FP, 21 tahun; DA, 24 tahun; AR, 21 tahun, serta SS, 28 tahun. Urusan pengedaran dan pengantaran (kurir) diperankan oleh RR, 23 tahun; IR, 25 tahun, dan HA, 21 tahun. Sedangkan buronan berkewarganegaraan Malaysia berinisial KENT.
Barang bukti yang diamankan antara lain, barang jadi narkoba tembakau sinte (gorila) seberat 1,2 ton, 25 ribu pil ekstasi, dan 25 ribu butir pil xanax, 40 kilogram bahan baku MDMB-4en-PINACA setara 2 ton produk jadi serta zat kimia yang bisa digunakan untuk memproduksi 2,1 juta ekstasi.
Polisi juga mengamankan peralatan dan perlengkapan produksi berupa mesin pencampur, mesin pencacah, mesin pencetak, dan mesin pemanas. Salah satu mesin produksi yang ditemukan polisi berukuran besar, dengan dimensi panjang 3 meter dan tinggi 1,5 meter. Di dekat mesin terdapat tumpukan kardus berisi pil putih dan 1,2 ton tembakau gorila.
“Kami juga menyita satu unit televisi yang mereka gunakan sebagai pemandu. Jadi, mereka ini memproduksi barangnya dengan panduan dari jauh menggunakan Zoom meeting lewat televisi,” ujar Wahyu.
Ketua RT 05 Fadhil Ma’ruf mengatakan, ia dan warga setempat tidak menduga rumah tersebut dijadikan pabrik narkoba. Ia menyebut pelakunya cukup pintar mengelabui warga dengan mengontrak rumah yang berdempet dengan Kantor Kelurahan Gadingkasri. Kepada pemilik rumah pengontrak mengaku berasal dari Cikarang, Jabar, yang hendak membuka usaha jasa EO Mitra Ganesha.
“Rumah itu lama kosongnya. Dulu dipakai sebagai tempat fotokopian oleh pemiliknya, tapi belakangan kami enggak tahu kalau kemudian dikontrakkan, tapi yang mengontrak rumah tidak pernah melapor dan mengurus izin tinggal pada kami,” kata Fadhil kepada awak media.
Warga menaruh curiga karena rumah sering terlihat lengang, pintu selalu tertutup, lampu teras dan lampu ruang tamu tak pernah menyala. Tapi saat malam sering terdengar anak muda bergitar dan bernyanyi. Selain itu, sejak dikontrak, pagar besi hitam rumah tersebut dipasangi penutup plastik tebal biru. Padahal, sebelumnya warga bisa langsung melihat ke teras maupun fasad depan rumah tanpa penghalang.
Kecurigaan warga memuncak dua-tiga hari sebelum penggerebekan. Bermula dari merebaknya aroma tak sedap menyerupai bau busuk iwak pe atau ikan pari. Banyak warga komplain dan melapor kepalanya pusing dan mual.
“Baunya bisa mirip iwak pe busuk atau bangkai. Pokoknya enggak enak banget, bikin pusing dan mual. Heboh warga saya sampai ada yang tanya pada saya, barangkali ada mayat manusia di dalam rumah itu,” kata Fadhil.
Warga menduga mungkin aroma busuk tersebut berasal dari sungai kecil di dekat rumah itu yang memang sudah sangat lama tidak dibersihkan. Fadhil dan pengurus RT lainnya sudah sepakat untuk mengadakan gotong royong membersihkan sungai kecil di samping TKP pada Ahad, 7 Juli 2024. Rencana belum terwujud, tim polisi duluan datang menggerebek lokasi.
“Saya bertemu dengan para pengontrak rumah ya pas penangkapan Selasa kemarin. Waktu itu baru lima orang dan semuanya diborgol. Tak seorang pun saya dan warga sini mengenali mereka,” kata Fadhil.
Menurut Kriminolog Universitas Brawijaya, Dr. Prija Djatmika, aparat hukum dan masyarakat kecolongan, tindakan pre-emtif dasn preventif yang dilakukan kepolisian mencegah peredaran narkoba tidak berjalan maksimal buntut penggerebekan pabrik narkoba terbesar di Indonesia itu.
“Masyarakat kecolongan, polisi kecolongan. Jelas ini menunjukkan lemahnya pengawasan oleh Aparat dan masyarakat,” kata Prija dalam dialog Malang Pagi Ini RRI Malang, Jumat, 5 Juli 2024.
Pihaknya mengaku kaget dan menyesalkan adanya pabrik narkotika terbesar di Indonesia yang berada di kawasan pemukiman Kota Malang, yang diungkap Bareskrim Polri, 2 Juli lalu. Menurut Prija, hal ini terjadi karena masyarakat Malang sudah beralih menjadi masyarakat modern yang individualistis, tidak perduli yang terjadi di sekitarnya.
“Orang sudah tidak peduli dan tidak interaksi dengan tetangga. Sudah jadi masyarakat modern yang individualistis,” ujarnya.
Kasus ini, kata dia, kian menegaskan bahwa Kota Malang menjadi sasaran produksi dan peredaran narkotika. Tipikal Malang sebagai kota pendidikan dengan banyak kampus, lembaga pendidikan dan pendatang, membuat kota ini menjadi pasar yang menggiurkan bagi sindikat narkoba baik nasional maupun internasional.
“Kota Malang itu potensial untuk jadi tempat produksi dan peredaran narkoba, kan bahaya. Harus disikapi,” kata Prija.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | ADVIST KHOIRUNIKMAH | AHMAD FIKRI | ABDI PURMONO | INTAN SETIAWANTY | IQBAL MUHTAROM | FACHRI HAMZAH | AMELIA RAHIMA SARI
Pilihan Editor: Polisi Bongkar Laboratorium Klandestin Narkoba Terbesar di Indonesia Bersebelahan dengan Kantor Kelurahan