TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif dari Yayasan Penguatan Lingkar Belajar Komunitas Lokal (PIKUL) Pantoro Torry Kuswardono mengingatkan publik agar mewaspadai fenomena euforia militer setelah Prabowo Subianto dilantik menjadi presiden. Kewaspadaan itu harus tetap dijaga karena pemerintahan Prabowo akan sangat militeristik dan memberi angin segar kepada militer untuk memiliki keleluasaan yang lebih.
“Sekarang dianggap sebagai masa keemasan militer bangkit, ya, saya tidak tahu ini kan orang euforia, dapat peluang, tanpa kendali sipil dan supremasi sipil, kita bayangkan akan seperti apa,” kata Torry di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 20 Oktober 2024.
Apalagi, lanjut Torry, keikutsertaan militer dalam proyek dan program pemerintah sudah bukan lagi wacana. Anggota satuan militer, kata dia, telah mengetahui bahwa militer akan ikut menyukseskan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan program makan siang gratis. Sehingga militer dianggap punya peran besar dalam pemerintahan kali ini. “Terbayang tidak, ada anak lagi makan siang gratis, ditongkrongin sama seragam hijau,” ujar Torry. "Petani diawasi militer. Saya kira, bahkan gambaran paling mengerikan itu bisa seperti camp kerja paksa."
Ketua Pokja Politik Greenpeace Indonesia Khalisah Khalid juga menuturkan hal yang sama. Ke depan, Khalisah memprediksi yang terjadi di Indonesia bukan sekadar dwifungsi ABRI, tetapi multifungsi ABRI. Militer, kata dia, akan masuk ke ruang-ruang sipil jauh lebih masif. “Dengan alasan sumber daya manusia di sipil tidak bisa diandalkan. Lalu juga dengan alasan pengerjaan PSN itu butuh sumber daya militer,” kata dia.