TEMPO.CO, Jakarta - Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian RI menangkap tiga orang terduga teroris pada Senin kemarin di wilayah Jawa Tengah. Ketiganya merupakan anggota dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Juru Bicara Densus 88 Komisaris Besar Aswin Siregar mengatakan penyidik masih terus mendalami kasus ini. JAD, kata dia, bukan kelompok teror baru sehingga ada peluang jumlah yang ditangkap bertambah.
"Sedang didalami oleh penyidik, tidak menutup kemungkinan (bertambah) dari perkembangan penyidikan nantinya," ucap Aswin saat dikonfirmasi Tempo pada Rabu, 6 November 2024.
JAD merupakan kelompok yang didirikan oleh terpidana terorisme Aman Abdurrahman di Batu, Jawa Timur, pada 2015. JAD memiliki ideologi Salafi-Jihadi dan berafiliasi dengan ISIS. Kelompok ini dilaporkan bertanggung jawab terhadap pengeboman Surabaya 2018 dan pengeboman Makassar 2021.
"Jamaah Ansharut Daulah sesuai dengan keputusan pengadilan, sudah ditetapkan sebagai kelompok teror. Hendaknya masyarakat peka dan tidak berhubungan dengan kelompok tersebut," tulis Densus 88 dalam keterangan tertulis yang Tempo Terima Selasa, 5 November 2024
Tiga terduga teroris yang Densus 88 tangkap adalah BI, SQ, dan ST. Polisi menangkap ketiganya di lokasi berbeda di wilayah Jawa Tengah pada Senin kemarin.
Polisi menangkap BI pukul 00.15 WIB di Jalan Lingkar Utara Kudus, Desa Klumpit, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus. Aparat menduga BI berperan sebagai perencana aksi teror.
Selanjutnya Densus 88 menangkap SQ di Desa Suruh Kalang, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. SQ diduga berperan sebagai pengelola media sosial yang aktif mengunggah narasi propaganda terkait JAD dan memprovokasi untuk melakukan teror.
Terakhir, polisi menangkap ST yang berperan sebagai ideolog dan biasa mengisi kajian kecil di kelompok JAD Jawa Tengah. ST ditangkap di RW. 20, Kebonbatur, Kec. Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Aswin menuturkan, belum diketahui secara pasti apa motif dari para tersangka. Yang pasti, kata dia, ketiga tersangka telah terbukti secara massif membuat pernyataan-pernyataan yang memprovokasi masyarakat agar melakukan teror di media sosial. "Masih akan kami apakah ada tempat langsung yang hendak ditargetkan," tuturnya.
Pilihan Editor: Polisi Dalami Video Denny Cagur Diduga Promosikan Judi Online