Hal itu terungkap dalam sidang pemeriksaan saksi Sri Mastuti, istri pertama Nasrudin, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (3/11). Menurut Sri, pada pertemuan terakhirnya dengan Nasrudin pada 9 Maret 2009, Nasrudin berjanji memberikan uang Rp 500 juta. "Dia bilang dapat proyek senilai Rp 1,5 miliar," kata Sri.
Sri kemudian mempertanyakan asal usul uang tersebut dan mengatakan, "Emang masih ada komisi-komisi seperti itu?" Menanggapi pertanyaan istrinya, Nasrudin mengatakan, "Sudah saya konsultasikan dengan Antasari Azhar. Uang itu halal."
Hubungan Antasari dan Nasrudin berikutnya, menurut Sri, adalah ketika Nasrudin berancang-ancang akan menjadi Direktur PT Rajawali Nusantara Indonesia, induk perusahaan PT Putra Rajawali Banjaran. "Nasrudin bercerita bahwa ia minta tolong pada Antasari Azhar," kata Sri.
Menurut Sri, Nasrudin optimistis akan menjadi Direktur RNI berkat bantuan Antasari. "Sudah ada surat dari Direktur SDM RNI," ujar Sri. Namun, bantuan Antasari tersebut akhirnya tidak terbukti karena Nasrudin gagal menjadi direksi RNI.
Sri menikah dengan Nasrudin pada 23 Desember 1990 dan dikaruniai satu orang anak yang kini berusia sekitar 18 tahun. Nasrudin, kata Sri, jarang menceritakan soal pekerjaannya. "Waktu ketemu juga tidak menentu," ujar Sri.
Nasrudin ditembak di mobilnya usai pulang main golf di Padang Golf Modernland, Tangerang, Banten, pada 14 Maret sekitar pukul 14.00 WIB. Nasrudin ditembak di dekat mal Metropolis Town Square, Jalan Raya Metropolis Modernland, Tangerang. Setelah dirawat di rumah sakit, Nasrudin menutup usia sehari kemudian.
TITO SIANIPAR