TEMPO Interaktif, Tangerang - Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Tangerang Selatan, Eddy Nicholas Malonda meminta agar warga yang tinggal disekitar Situ Gintung dan sekitarnya tidak khawatir akan banjir karena belum dibangunnya tanggul situ yang jebol Maret silam.
”Selain sudah tidak ada bangunan dan warga yang tinggal di bantaran Situ, tanggul Situ juga akan mulai dibangun 1 Desember mendatang,” ujarnya saat dihubungi Tempo, Minggu 22/11.
Kepastian dibangunnya tanggul Situ Gintung tersebut, menurut Eddy, merupakan hasil pertemuan terakhir dengan pemerintah pusat diantaranya Departemen Pekerjaan Umum, Balai Besar Ciliwung Cisadane pada Rabu pekan lalu. Terkait dengan dampak terhadap banjir di Jakarta karena air di Situ Gintung belum tertampung, Eddy tidak mau berkomentar. ”Itu kewenangan Balai Besar,” katanya.
Pemerintah Kota Tangerang Selatan, ia melanjutkan, hanya sebagai fasilitator. Namun, untuk pembangunan infratruktur disekitar Situ Gintung yang rusak dilanda air bah jebolnya tanggul, menurut Eddy, semua sudah diperbaiki oleh Pemerintah Tangerang Selatan.
Sebelumnya, Kepala Balai Besar Ciliwung-Cisadane Pitoyo Subandrio memastikan, perbaikan tanggul Situ Gintung akan dilakukan Oktober tahun ini dan ditargetkan selesai Oktober 2010. "Target Oktober tahun depan selesai," ujar Pitoyo.
Kata Pitoyo, tanggul akan dibuat secara permanen. Ketinggian tanggul diturunkan sekitar 50 centimeter dari tinggi limpasan air. Dibuat saluran pembuang air baru, yang ada dua buah pintu air. "Masing-masing dengan tinggi 1,2 meter,” katanya.
Dijelaskan Pitoyo, saluran air yang dibangun akan mengalir ke sungai yang ada dibawahnya. Di saluran pembuangan air tersebut dibuat penghilang energi air. Sehingga ketika dibuang, kekuatan air sudah hilang. Selain itu, ketinggian air juga akan dikurangi. Sehingga muncul dataran baru.
Dataran tersebut akan dibuat jalan keliling dan ditanami pohon. Juga akan dibangun situ center. Ditempat tersebut dapat dijadikan museum, perpusatakaan, dan belajar soal situ seluruh Indonesia. Rencanya juga ada monumen peringatan.
Selain itu, penataan kawasan situ gintung akan dibagi dua zona. Yaitu hulu adalah badan situ dan hilir adalah zona terdampak. Luas hulu sekitar 187 hektar dengan kerapatan rumah 46 unitper hektar dan hilir seluas 94 hektar dengan kerapatan rumah 73 unit per hektar. pada wilayah hilir, akan dibuat saluran air atau sungai dengan lebar enam meter dan garis sepadan sungai disamping kiri dan kanan masing-masing 10 meter.
Sementara warga yang tinggal disekitar tanggul tidak begitu memperhatikan dampak banjir yang ditimbulkan karena air tidak tertampung tersebut. ”Kalau kami tidak begitu khawatir karena jauh dari dasar Situ,” ujar Ketua RW 01, kampung Gintung, Robiyanto.
Menurutnya, warga sekitar tinggal lumayan tinggi dan jauh dari dasar tanggul yang jika hujan cukup menghasilkan arus yang deras. ”Mungkin yang lebih terasa warga yang tinggal di sekitar Pesanggrahan,” kata dia.
JONIANSYAH