TEMPO Interaktif, Jakarta-Keenam waduk yang dikonsepkan oleh DKI di kawasan Bandar Udara Halim Perdana Kusumah, Jakarta Timur diestimasi dapat mengendalikan 2 juta meter kubik debit air kali Sunter.
Sehingga luapan air yang biasanya limpas di kali Sunter tersebut karena penyempitan kali akan segera teratasi. Namun pembahasan pembangunan antara DKI dengan TNI AU baru sebatas pembangunan waduk keenam yang diestimasi menampung air 120 ribu meter kubik.
“Sekarang masih tahap merumuskan Memoradum of Understanding (MoU). Waduk itu selain untuk mengendalikan sungai Sunter, juga dapat digunakan TNI AU sebagai tempat latihan air seperti menyelam, berenang, pendaratan di air dan lainnya,” kata Wakil Dinas Pekerjaan Umum I Putu Ngurah Indiana, Jumat ini.
Putu menegaskan konsep yang baru dibahas dengan TNI AU hanya waduk keenam dengan luas 9 hektar, kedalaman 9 meter dan berlokasi di seberang utara tol Cikampek. Meski demikian kelima waduk lainnya telah dipersiapkan konsepnya oleh DKI dan lokasinya berjajar dengan kali Sunter.
Waduk pertama dikonsepkan luasnya 7 hektar dan menampung air 352 ribu meter kubik. Saat ini waduk tersebut sudah ada. Namun luasnnya hanya 5 hektar sehingga akan dikembangkan lagi sebanyak 2 hektar.
Baca Juga:
Waduk kedua dikonsepkan luasnya 12 hektar dan menampung air 340 ribu meter kubik. Saat ini waduk tersebut telah ada 5 hektar dan akan dikembangkan lagi sebanyak 7 hektar. Waduk ketiga dikonsepkan luasnya 16 hektar dan menampung air 654 ribu meter kubik.
Dan Waduk keempat dikonsepkan luasnya 19 hektar dan menampung air 425 ribu meter kubik. Untuk waduk 3 dan 4 saat ini masih berupa sawah tadah hujan.
“Sedangkan waduk kelima dikonsepkan luasnya 11 hektar dan menampung air 200 ribu meter kubik, saat ini masih berupa lahan kosong. Sementara waduk keenam saat ini berupa sawah tadah hujan dan ada juga warga yang menghuni disana,” terang Putu.
Putu mejelaskan DKI bertindak sebagai pengerja proyek waduk keenam, sedangkan kepemilikan lahan tetap dipegang oleh TNI AU. Kompensasi yang diminta TNI AU atas pembangunan waduk ini adalah pembangunan asrama di dalam komplek Halim. Jika secara ketentuan tata cara pengelolaan daerah dapat dipertanggung jawabkan maka DKI akan menyetujui kompensasi tersebut.
“Air bahan baku yang dihasilkan oleh waduk ini akan sangat bagus, karena air di sekitaran Halim belum hitam. Fungsi waduk pun akan optimal karena kami memberdayakan dengan multi fungsi,” kata Putu.
RENNY FITRIA SARI