Keyakinan itu diungkap Tulus Abadi, anggota pengurus harian di Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Sabtu (11/12). “Saat ini mobilitas di Jakarta sebanyak 20 juta perjalanan dimana 95 persen diantaranya ditopang oleh mobil pribadi. Hanya 5 persen oleh angkutan umum termasuk Transjakarta,” katanya.
Tulus menyarankan kebijakan pembatasan peruntukan BBM bersubsidi itu diiringi dengan penambahan armada angkutan massal. Ini justru yang terpenting, yakni penambahan untuk bus Transjakarta, feeder bus Transjakarta, dan percepatan pembangunan Mass Rapit Transit.
Dia mengingatkan, jangan sampai lonjakan penumpang tidak dapat diakomodasi oleh pemerintah sehingga mengurangi tingkat pelayanan bahkan mengganggu kegiatan masyarakat. “Mobilitas di Jakarta itu seharusnya 70 persen untuk angkutan umum dan 30 persen untuk mobil pribadi,” katanya.
RENNY FITRIA SARI