TEMPO.CO, Jakarta--Forum Tempe Indonesia (FTI) mengusulkan 6 Juni sebagai Hari Tempe Nasional. "Salah satu alasan dipilihnya 6 Juni adalah karena itu merupakan hari kelahiran Presiden Sukarno," kata Ketua FTI Made Astawan.
Seperti diketahui, presiden pertama Indonesia tersebut dikenal dengan pidatonya "Jangan jadi bangsa tempe" untuk memotivasi rakyat agar tak diinjak-injak oleh bangsa lain. Dalam pembuatan tempe secara tradisional, setelah direbus, kedelai memang diinjak-injak untuk melepaskan kulitnya sebelum difermentasi.
Meski kata-katanya memarginalkan tempe, Presiden Sukarno ternyata sangat menyukainya. Made menyatakan, "Konon dua makanan yang tak pernah absen dari meja makan istana saat itu adalah gulai daun singkong dan tempe goreng."
Made menyatakan, saat ini tempe telah diproduksi dengan teknologi yang lebih modern dengan sanitasi lebih baik. Proses pelepasan kulit kedelai kini sudah menggunakan mesin modern tanpa melibatkan kaki pengolahnya. Berbagai bukti ilmiah yang menunjukkan tempe sebagai makanan sehat pun bermunculan.
"Andai Bung Karno masih hidup, saya yakin Beliau akan berpidato dengan slogan 'Banggalah menjadi bangsa tempe'," kata Made.
FTI merupakan organisasi nirlaba yang mengemban misi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap tempe sebagai komoditas dalam prospektif bisnis dan kesehatan. FTI didirikan pada 2008 dengan tujuan mempromosikan tempe agar dapat diterima luas secara nasional dan internasional.
Mewakili pemerintah, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Srie Agustina menyatakan dukungannya terhadap usulan penetapan Hari Tempe Nasional. Hanya saja, menurutnya usulan itu harus diajukan pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk dibuatkan Peraturan Presiden. "Ini bisa diusulkan sebagai hari nasional tanpa libur," ujarnya.
PINGIT ARIA
Terhangat:
Mucikari SMP | Taufiq Kiemas | Priyo Budi Santoso | Rusuh KJRI Jeddah
Baca juga:
Kata Fahri, Istana 'Tendang' PKS dari Koalisi
Hari Ini, PKS Bahas Nasib di Koalisi
Bertemu PM Papua Nugini, SBY Bahas Djoko Tjandra?
PKS Gelar Rapat Bahas Nasib di Koalisi