TEMPO.CO, Jakarta - Sudah lebih dari enam bulan Jokowi mengatur Jakarta. Dia tentu sering sekali wara-wiri di jalanan Ibu Kota. Namun jarang sekali Jokowi menggunakan voorijder atau satuan pengawalan khusus untuk menembus kemacetan.
Hanya dua anggota Patwal dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang biasa menemani Jokowi dengan motor gede berwarna putih. Mereka juga tak menggunakan sirine yang berbunyi nyaring. Jika macet, mereka hanya membunyikan klakson berbunyi "pukpuk pukpuk" untuk meminta kendaraan lain mengalah.
Ada apa gerangan Jokowi emoh pakai voorijder? Rupanya, istrinya, Iriana tak suka dengan bunyi sirine yang nyaring. "Iya, Ibu memang gak suka dengan bunyi ngang nging ngang nging itu," katanya ketika ditemui Tempo di ruang kerjanya, Kamis, 13 Juni 2013.
Tapi Jokowi hanya tertawa ketika dikatakan istrinya kerap mual kalau mendengar bunyi itu. "Cuma enggak suka aja, jangan jadi dibilang mual-mual, dong," kata dia sambil tertawa.
Alasan lainnya, Jokowi juga menganggap pergi dengan voorijder terlalu merepotkan. Soalnya ada banyak orang yang harus bersiap. "Saya yang simpel saja, kalau lama ya ditinggal saja," katanya.
Sementara dua motor Patwal yang setia menemaninya lebih berfungsi sebagai penunjuk jalan. Soalnya pengawal pribadinya juga belum terlalu mengenal Jakarta. "Kadang mau ke sekolah mana enggak tahu tempatnya, gedung mana enggak tahu jalannya," kata Jokowi. (Baca: HUT Jakarta, sampai di mana Jokowi-Ahok bekerja?)
ANGGRITA DESYANI
Berita Lainnya:
Kenapa Jokowi Sulit Atasi Macet dalam 6 Bulan
Jokowi Ternyata Pernah Dagang di PRJ
Ahok: Subsidi BBM Lebih Baik untuk Transportasi
Kemacetan di Daerah Pengitar Jakarta Makin Parah
HUT Jakarta, sampai di mana Jokowi-Ahok bekerja?