TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai pembenahan birokrasi di Jakarta tidak bisa instan. Soalnya, reformasi birokrasi yang terlalu cepat malah akan menimbulkan resistensi dari internal maupun eksternal. (Baca: Apa Arti Reformasi Birokrasi di Mata Jokowi)
Penyebabnya, "Masalah di Jakarta untuk birokrasi sudah terlalu akut," kata Zuhro ketika dihubungi pada Rabu, 12 Juni 2013. Sehingga memang butuh langkah hati-hati. "Alon-alon asal kelakon."
Menurut Zuhro, transparansi merupakan langkah pertama dari bentuk reformasi birokrasi. Baru setelah membiasakan diri membuka informasi ke publik, pemerintah mulai menata sistem di dalam. Salah satunya adalah pengumuman anggaran.
Delapan bulan lalu, Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama dilantik sebagai Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta. Sesuai janji mereka tentang "Jakarta Baru", maka berbagai perombakan untuk mereformasi birokrasi pun berlangsung. Di antaranya, pergantian pejabat dinas dan wali kota, blusukan, sistem lelang jabatan, dan transparansi anggaran. (Baca: Hasil Blusukan Jokowi, Lurah-Lurah Berbenah)
Saat bertandang ke Balai Kota pekan lalu, Tempo pun menanyakan soal resistensi di lingkungan pemerintah Jakarta atas reformasi birokrasi. Apa jawaban Jokowi? "Ah itu biasa di birokrasi. Menurut saya itu biasa kalau ada resistensi. Normal, namanya manusia," kata Jokowi pekan lalu.
Jokowi menjelaskan, dengan adanya reformasi birokrasi, perubahan di setiap pimpinan pasti akan dirasakan. Apalagi sekarang ia meminta agar pejabat yang lebih sering menduduki bangku kerjanya turun ke lapangan. Misalnya, Dinas Pekerjaan Umum Jakarta setiap hari bisa mengontrol air dan jalan. (Baca: Reformasi Birokrasi, Jokowi: Resistensi Itu Biasa)
Pada kesempatan terpisah, Wakil Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama berpendapat senada soal resistensi."Saya tidak ada kepentingan di sini. Begitu pula dengan Pak Jokowi. Jadi easy going saja," katanya.
Sikap easy going dan tanpa beban inilah, menurut Ahok, yang membuat duet Jokowi dengan dirinya begitu kuat dalam mereformasi birokrasi. Mereka tanpa beban bergerak. Kalaupun ada yang tidak suka dengan gaya kepemimpinannya, ia cuek. Toh, katanya, "Sampai sekarang belum ada yang ngomong langsung ke saya."
SYAILENDRA | NIEKE INDRIETTA
Berita Lainnya:
Apa Arti Reformasi Birokrasi di Mata Jokowi
Reformasi Birokrasi, Jokowi: Resistensi Itu Biasa
Jabatan Kepala Puskesmas Bakal Dilelang
Hasil Blusukan Jokowi, Lurah-Lurah Berbenah
Ahok Bakal Terapkan e-Catalog di Lelang Proyek