Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta: Menteri Kesehatan Kabinet Indonesia Bersatu Siti Fadilah Supari, siang ini mengunjungi RSCM. "Saya kemari untuk melihat falisitas kelas tiga Cipto dan juga menengok Agian," kata dia di RSCM, Selasa (26/10). Menurutnya, dari hasil pantauannya fasilitas kelas tiga Cipto cukup memadai. "Berbeda 5-6 tahun lalu saat saya disini," kata Siti Fadhilah Supari yang pernah menjadi dokter di RSCM. Menteri Kesehatan mengunjungi pasien di kelas tiga ruang Irna-A dari lantai 5, 4, dan 3. Ia menanyakan sekitar lima orang pasien yang telah mendapat keringanan JPS Gakin. Beberapa pasien yang ditanya mengaku tidak dipungut bayaran di RSCM. Seperti Sani Wanudin, 35 tahun, yang menderita luka di kaki kanannya akibat bom meledak mengaku telah menggunakan JPS. "Tadinya saya tidak tahu ada JPS, sekarang tahu," kata Sani Wanudin, buruh di Muara Karang ini. Beberapa perawat yang mendampingi Sani mengatakan bahwa kartu JPS dia telah diurus maka dibebaskan dari segala biaya perawatan. Menteri kesehatan juga menengok nyonya Agian --salah satu korban dugaan malapraktik-- yang saat itu didampingi suaminya Hasan Kesuma. Saat ditengok di ruang Suparjo Rustam, nyonya Agian tidak memberikan respon meskipun kondisinya dalam keadaan sadar. Saat itu, Hasan menyampaikan keluh kesahnya kepada menteri bahwa selama ini tidak ada perhatian terhadap istrinya dan mahalnya biaya pengobatan. "Untuk membeli obat antibiotik saja butuh biaya satu juta," keluh Hasan. Hasan juga sempat mempermasalahkan luka dipinggul yang mengakibatkan kondisi nyonya Agian terkadang panas demam. Menanggapi keluhan tersebut, menteri berjanji akan memberikan keringanan pengobatan nyonya Agian. "Mudah-mudahan seluruhnya bisa digratiskan untuk biaya pengobatan selanjutnya," jelasnya. Muhamad Fasabeni - Tempo
Iklan
