TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mempromosikan Jakarta dengan cara menjajaki investasi dengan negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN. Menurut Jokowi--sapaan mantan Wali Kota Solo ini--Jakarta memiliki potensi yang masih bisa dikembangkan, apa lagi menjelang pasar bebas 2015.
"Kemarin sudah ada pembicaraan untuk investasi di sektor informal," kata Jokowi seusai membuka acara "Meeting of The Governors and Mayors of the Capitals ASEAN" di JW Mariot Hotel pada Rabu, 18 September 2013. Persamuhan ini diikuti oleh 10 negara ASEAN selama dua hari, 18-19 September mendatang.
Menurut Jokowi, sektor informal seperti perdagangan di skala mikro dan pariwisata di Jakarta masih bisa dikembangkan. Alumnus Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada ini mengaku tidak ingin berbicara investasi dalam skala makro. "Yang kecil saja, seperti pariwisata dan pendidikan juga bagaimana mengatasi kemacetan," ujar Jokowi. Termasuk penataan PKL, sesuai pengakuan Jokowi yang mencoba menggandeng Singapura. Bahkan, dengan negeri tetangga ini, Jokowi belajar mengatasi kemacetan.
Jokowi mengatakan, investasi sesama negara ASEAN juga memiliki nilai positif dalam menyambut pasar bebas sehingga bisa saling menguatkan dalam sektor ekonomi, karena banyak negara maju yang mengincar pasar ASEAN.
Investasi yang dimaksud oleh Jokowi tidak hanya dalam fisik, tapi juga menyiapkan tenaga kerja. "Jangan sampai ketika ada serangan pasar asing Jakarta belum siap," ujarnya. Jika ini terjadi malah akan membuat jatuh seluruh lapis masyarakat. Dia mengakui bahwa waktu hingga 2015 terlalu singkat bagi Jakarta untuk menyambut pasar bebas.
Jepang menempati urutan pertama negara yang melakukan transaksi perdagangan dengan negara ASEAN. Tercatat pada tahun 2011, Jepang membelanjakan uang di negara ASEAN sebesar US$ 273,347,07 juta. Disusul Cina, negara-negara Eropa, Amerika, dan Korea.
SYAILENDRA
Berita terpopuler:
Waspada, Banyak Preman di 8 Lokasi Ini
Gubernur Bangkok Kagumi Jokowi
Vanny Eks Pacar Freddy Budiman Ditangkap Polisi
Vanny: Saya Merasa Dijebak
Lima Tweet yang Mengguncang Dunia