TEMPO.CO, Tegal - Sebuah kapal nelayan asal Kota Tegal terbalik di Laut Utara pada Selasa pagi, 2 September 2014. Dari 17 awak, satu di antaranya tewas dan satu lagi belum ditemukan.
"Kejadiannya sekitar pukul 05.00," kata Casmuni, satu dari 15 awak kapal yang terbalik di perairan Karangjeruk, sekitar delapan mil di utara Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, itu.
Lelaki 45 tahun itu mengaku tidak tahu penyebab kapal yang ditumpanginya terbalik. Sebab, cuaca di Laut Jawa saat ini bisa dibilang cukup bersahabat. "Ombaknya kecil. Angin juga tidak kencang. Tiba-tiba saja terbalik," ujarnya.
Warga Kelurahan Tegalsari itu menuturkan kapal itu berangkat melaut pada Senin pukul 16.00 WIB. Setelah menebar jaring pertama pada Senin malam, kapal jenis dogol itu kembali menebar jaring pada Selasa pukul 04.00 WIB.
"Setelah tebar jaring yang kedua, kapal tiba-tiba miring dan terbalik. Padahal kami belum menarik jaring," kata Casmuni. Walhasil, seluruh awak kapal tercebur ke laut. Selama satu jam, 15 dari 17 awak kapal itu bertahan dengan memanjat lambung kapal.
"Beruntung ada kapal nelayan lain yang lewat. Kami langsung ditolong," kata Warsono, 40 tahun, nelayan yang selamat dari musibah itu. Dalam proses evakuasi, satu nelayan ditemukan sudah tidak bernyawa. Warsono tidak kenal nama nelayan berumur sekitar 50 tahun itu. "Dia bukan warga Tegal. Mungkin dari Kabupaten Brebes," ujarnya.
Baca Juga:
Seperti diketahui, banyak anak buah kapal (ABK) yang sering berpindah juragan. Karena sering berganti awak, para ABK di kapal jarang menyapa dengan nama panggilan masing-masing.
"Biasanya hanya memanggil Wa (sebutan untuk laki-laki yang lebih tua di Tegal)," kata Warsono. Adapun satu nelayan yang belum ditemukan diketahui bernama Jayadi, 30 tahun, warga Jalan Bawal, Kelurahan Tegalsari.
Menurut Kepala Satuan Polisi Air Kepolisian Resor Tegal Kota Ajun Komisaris Taryono, kapal motor Mawar 1 yang terbalik itu diduga dihantam gelombang. "Kami akan menyisir lokasi kejadian untuk mencari satu nelayan yang belum ditemukan," katanya.
Ketua Paguyuban Nelayan Kota Tegal, Eko Susanto, mengatakan KM Mawar 1 itu termasuk jenis kapal harian. "Sore berangkat, pagi pulang. Hasil tangkapannya macam-macam, ada ikan lemuru, kembung, layur, dan lain-lain," kata Eko.
DINDA LEO LISTY
Berita lain:
Isi Pertemuan Jokowi dengan Hatta Rajasa
Mengapa SBY Mustahil Jadi Sekjen PBB
Foto Bugil Jennifer Lawrence Asli
Soal Bocoran Kabinet, Ini Kata Jokowi