TEMPO.CO, Depok - Puluhan warga Depok peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat, Jaminan Kesehatan Daerah, dan BPJS yang ingin berobat harus mengantre di Rumah Sakit Umum Daerah Depok hingga tujuh jam. Soalnya, mereka tidak dapat berobat jika tidak cepat mendapat nomor antrean. Warga harus masuk barisan antre yang telah disediakan mulai pukul 02.00 WIB dan harus menunggu hingga pelayanan buka pada pukul 07.00 WIB.
"Saya datang jam 1 tadi, mau ngobatin mata," kata Yadi, 45 tahun, yang sedang mengantre di depan RSUD, Rabu dinihari, 10 September 2014. Yandi yang datang dari Kemiri Muka, Beji, Depok, itu mengaku sengaja datang lebih dini karena dirinya pernah tidak kedapatan nomor saat mengantar istrinya. "Saya sendiri sudah dua kali dengan ini (berobat), selalu datang jam segitu."
Menurut warga lainnya yang mengantre, Nini, 52 tahun, antrean seperti itu terjadi setiap hari. Warga harus datang pagi-pagi untuk mendapatkan jatah lebih dulu. Tak jarang warga yang belakangan tidak mendapatkan nomor sehingga tidak dapat berobat. "Setiap hari memang kayak gini, kalau telat tak dapat nomor," katanya.
Warga Sukmajaya itu berangkat dari rumahnya ke RSUD yang terletak di Sawangan pada pukul 01.30 WIB. Dia kemudian menandai tempat antreannya sejak pukul 02.00 WIB. "Saya ditemani anak saya, mau ke poli dalam," katanya. Nini mengaku setiap dua pekan sekali harus mengontrol penyakitnya. "Setiap dua minggu saya datang jam segini."
Pantauan Tempo, puluhan orang sudah duduk di lantai depan RSUD sejak pukul 02.00 WIB. Semakin lama, pasien yang datang semakin banyak. Di lantai depan itu sudah dipasangi tempat antrean setiap penyakit. Di antaranya, poli dalam, saraf, anestesi, kulit, dan umum.
Setiap pasien yang datang tidak langsung masuk ke dalam garis antrean, tapi menandai tempatnya dengan barang seperti botol minuman dan tas. Mereka akan duduk sembarangan di lantai bersama sambil melihat tempat antrean yang telah ditandai.
Pasien penderita saraf, Edy, 65 tahun, mengatakan pada pukul 06.00 hingga 07.00 WIB, para pasien akan diberikan nomor antrean. Pasien yang belum ada atau tidak dapat nomor pada satu jam itu tidak akan bisa berobat. "Memang begitu, tidak bisa telat," katanya. Edy juga mengaku hari ini adalah kedua kali dirinya berobat. "Nanti jam 6 baru ramai."
Koordinator On Duty RSUD Depok Esti Malayuana membenarkan terjadinya antrean itu setiap hari. Hal itu sesuai batas pelayanan rumah sakit. "Karena kita tidak bisa melayani semuanya," katanya. Esti mengaku tidak bisa berkomentar banyak karena yang berwenang adalah Direktur Utama RSUD. "Nanti saja, tunggu pimpinan."
ILHAM TIRTA
Baca juga:
Ketua PBNU: Pilkada Langsung Bukan Perintah UUD45
Bukti Tak Kuat, Kasus Asusila Sitok Akan Dihentikan
Lengser, Menteri-menteri SBY Tak Dapat Pesangon
Kelar Jadi Menteri, Nilai Pensiun CT Paling Kecil
RUU Pilkada, Jokowi Siap Terima Ahok Jadi Sekutu