TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksanaan Pesta Rakyat Jakarta Senayan mencapai hari terakhirnya pada Jumat, 5 Juni 2015. Namun kegiatan tersebut masih menyisakan ganjalan karena munculnya beberapa persoalan.
Pertama, ihwal fasilitas bagi pedagang yang tak sesuai dengan janji selama acara. Seorang pedagang, Ayu Galuh, menceritakan, sejak hari pertama PRJ Senayan banyak hal yang tak sesuai dengan perjanjian. "Di hari pertama, listrik banyak yang tak menyala," katanya, Jumat, 5 Juni 2015.
Menurut Ayu, para pedagang mengalami kesulitan, terutama saat hari menjelang malam. "Apalagi para pedagang yang membutuhkan aliran listrik untuk berdagang, seperti kulkas, itu sangat kesulitan," ujarnya.
Ayu mengatakan, saat mendaftar, para pedagang dijanjikan akan mendapat stan, penyejuk udara, kursi, dan listrik. "Tapi ketika kami seharusnya loading barang, semua itu belum ada," ujarnya.
Menurut informasi dari panitia PRJ Senayan, kata Ayu, loading barang seharusnya dilakukan pada 29 Mei 2015 pukul 20.00 WIB. "Saat kami datang, tenda saja belum ada," ucapnya. Tenda baru selesai berdiri pada 30 Mei 2015 sekitar pukul 05.00 WIB. "Sedangkan acara dimulai hari itu juga."
Ayu mengungkapkan, selama penyelenggaraan acara pun beberapa kali listrik hidup-mati. "Karena itu, banyak peralatan listrik yang rusak," ujarnya.
Persoalan kedua yakni para panitia sulit ditemui. "Tidak ada yang mengontrol," kata Ayu. Para pedagang bisa berpindah-pindah stan meski itu bukan stan yang seharusnya ditempatinya.
Atas segala persoalan itu, Ayu dan para pedagang lain meminta pengembalian uang sewa. Sebab mereka merugi selama berjualan di PRJ Senayan. "Kami minta refund," ujarnya.
Sebelum hari terakhir penyelenggaraan PRJ Senayan, sudah ada stan yang dikosongkan. Pengunjung acara ini tidak terlalu ramai meski gratis.
NINIS CHAIRUNNISA