Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta: Sebanyak 4.430 karyawan Perum PPD yang terdiri dari 1.288 pengemudi, 718 kondektur, 955 teknisi, serta 1.469 direksi dan staf kantor pada Juli-September 2005 belum menerima gaji. Menurut Kepala Humas PPD, Safrudin Dahlan, perusahaannya sudah melakukan pendekatan kepada Kementerian BUMN tapi belum ada kejelasan soal hal itu. "Kementerian BUMN minta kepada kami untuk menjual aset buat bayar gaji karyawan," kata Safrudin, Senin (3/10). Perusahaan tak mampu membayar gaji, kata Safrudin, karena tingginya biaya operasional yang tidak sebanding dengan pemasukan. Dalam beberapa bulan belakangan ini, pendapatan PPD hanya Rp 7 miliar per bulan. Padahal, kebutuhan BBM per bulannya mencapai Rp 2,2 miliar, pemeliharaan dan suku cadang sebesar Rp 2,2 miliar, serta biaya umum seperti telepon dan listrik mencapai Rp 0,5 milyar. Sisanya disimpan di koperasi karena tidak cukup untuk membayar gaji karyawan yang mencapai Rp 4,7 milyar per bulan. "Jadi karyawan bisa hidup dengan cara meminjam ke koperasi, dan nanti kalau gajinya dibayar akan dipotong," kata Safrudin yang mengaku rata-rata gaji karyawan PPD berkisar Rp 1 juta per bulan. Dengan adanya kenaikan BBM yang lebih dari 80 persen, PPD menurut Safrudin, semakin tercekik, karena biaya BBM dan suku cadang sudah dipastikan naik, sementara armada PPD sendiri tidak mampu bersaing dengan perusahaan angkutan lain. "Kalau PPD tarifnya biasanya disesuaikan dengan peraturan pemerintah, karena kita punya misi untuk melayani masyarakat," tambah Safrudin.Jalan satu-satunya untuk menyelesaikan masalah ini, kata dia, adalah dengan menjual aset tidak bergerak berupa tanah yang nilainya berkisar Rp 500 milyar. Sementara itu 730 armada yang terdiri dari 250 bus patas reguler, 200 patas biasa, dan 80 patas AC, tetap akan dioperasikan seperti biasa. "Mungkin beberapa bus yang sudah tidak aktif bisa kami jual, kalau pun itu laku," katanya.Sisworo, 53 tahun, sopir Patas Reguler 46 jurusan Grogol-Rambutan mengakui belum digaji selama 3 bulan. "Setiap bulan saya pinjam ke koperasi Rp 500 ribu, kalau gajian saya bayar," kata bapak empat anak ini. Anton Aprianto
Iklan
