TEMPO.CO, Jakarta - Polisi telah mengungkap pembunuhan Adinda Anggia Putri, siswi madrasah tsanawiyah, yang mayatnya ditemukan di hutan Perhutani, Petak 17 A, RPH Tenjo, Kampung Desa Pangaur, Jasinga, Bogor. Orang yang diduga sebagai pelaku adalah Rizal Anwar, paman korban. "Tersangka kami tangkap di Pandegelang, Banten," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti, Selasa, 24 November 2015.
Berdasarkan pengakuan Rizal, kata Krishna, korban dibunuh menggunakan batu. Tindakan itu dilakukan karena Rizal takut perbuatan bejatnya diketahui orang. Sebab, sebelumnya dia telah menyetubuhi bocah 12 tahun itu.
Menurut pengakuan Rizal, pada 22 Oktober 2015, ia mengajak Adinda jalan-jalan menggunakan sepeda motor. Mereka berangkat dari Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Adinda sempat bertanya. "Kita mau ke mana? Kok jauh amat," kata Rizal menirukan ucapan Adinda.
Mereka tiba di hutan Perhutani sekitar pukul 20.00. Rizal menghentikan sepeda motor di tempat sepi dan gelap. Di sanalah dia mengajak Adinda berhubungan badan. Adinda menolak ajakan itu dengan alasan masih kecil dan sedang menstruasi. Namun Rizal mengabaikan penolakan itu. Bahkan dia mengancam akan meninggalkan Adinda jika bocah itu menolak. "Kalau kamu enggak mau, akan saya tinggal kamu di sini," ucap Rizal.
Karena takut dengan ancaman itu, Adinda terpaksa menuruti permintaan pamannya. Setelah selesai, Rizal meminta Adinda tidak menceritakan kejadian itu kepada siapapun. Namun Adinda menolaknya. "Enggak tahu ya, lihat nanti saja," kata Rizal menirukan ucapan korban.
Ucapan Adinda itu justru membuat Rizal ketakutan dan panik. Lelaki itu lalu mengambil batu sebesar tiga kepal tangan orang dewasa dan dihantamkan ke kepala Adinda. "Saya pukul pakai batu tiga kali. Di belakang kepala, di bagian atas, sama di muka" ujar Rizal.
Setelah Adinda tak bergerak, Rizal menyeret tubuh bocah itu ke pedalaman hutan, sekitar lima meter dari tempat pembunuhan. Ia pun kemudian membakar baju seragam korban untuk menghilangkan jejak. Rizal kemudian pergi dari tempat itu tanpa ada yang mengetahui.
EGI ADYATAMA