TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengajak seluruh sopir Metro Mini bergabung di bawah bendera PT Transjakarta. Menurut Ahok, ajakan itu tanpa syarat pendidikan dan usia.
"Nggak ada syarat ijazah, soal umur tadi kan saya katakan umur 60 atau 70 tahun pun kalau masih gagah kenapa nggak boleh? Asal sehat, udah gitu aja," ujar Ahok saat ditemui di Gedung Balai Kota Jakarta, Senin, 21 Desember 2015.
Ahok, sapaan akrab Basuki menuturkan ia peduli dengan sopir-sopir yang lanjut usia, sehingga tidak memberikan batasan umur, asalkan masih mampu dan kuat bekerja. "Kamu umur 40 tahun kalau masih loyo juga ditinggal orang kan," kata dia.
Sebelumnya, Kentung (55) sopir Metro Mini U 23 jurusan Tanjung Priuk-Cilincing meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memperhatikan supir-supir yang berusia lanjut bila ingin mengajak Metro Mini bergabung dengan Transjakarta. "Saya sih senang, tapi supirnya diajak juga. Jangan pandang umur," kata Kentung saat ditemui di Terminal Tanjung Priuk, Jakarta, Senin, 21 Desember 2015.
Selama ini Kentung mengira tidak akan bisa bergabung karena umurnya yang sudah setengah abad dan hanya lulusan Sekolah Rakyat. "Katanya kalau udah umur 40 tahun engak boleh, harus ada ijazah SLTA. Gimana nasib saya yang udah 55 tahun? Ijazah saya juga kan SR," ujarnya.
Pemilik dan sopir Metro Mini melakukan aksi mogok di beberapa trayek dalam beberapa hari terakhir. Para pemilik dan sopir memilih mogok karena tak setuju dengan kebijakan Dinas Perhubungan Pemprov DKI Jakarta yang merazia dan menangkap Metro Mini tak layak jalan.
Oleh karena itu, sebagai gantinya, pihak Pemprov akan menyediakan transportasi bus baru yang layak di rute-rute biasa dilewati Metro Mini. Bus-bus tersebut nantinya akan terintegrasi dengan Transjakarta. "Kami akan tambah bus, sopir-sopir yang mau bergabung dengan kami harus punya sertifikat, gajinya dua kali upah minimum provinsi, bus nya juga lebih enak, kan semua untung," ucap Ahok lagi.
Pemprov DKI sejauh ini telah bekerja sama dengan Perum Pengangkut Penumpang Djakarta (PPD) untuk menyediakan 600 bus baru yang akan beroperasi menggantikan kendaraan umum tidak layak, termasuk metromini. "Kami akan bayar rupiah per kilometer, sopirnya dikasih pelatihan dulu, komitmennya gitu," kata dia.
GHOIDA RAHMAH | AHMAD FAIZ