TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Pulo Gebang Ageng Darmintono mengatakan penduduk Kalijodo yang sudah pindah ke rusun diminta aktif memberikan data anak-anaknya yang masih usia sekolah. Pendataan ini dalam rangka memfasilitasi anak-anak yang terpaksa pindah sekolah setelah penggusuran Kalijodo.
"Kami belum tahu ada berapa anak usia sekolah dari 86 Kepala Keluarga pindahan Kalijodo ke sini. Estimasi mungkin sekitar 30-an," kata Ageng saat ditemui di kantornya di Pulo Gebang, Jakarta, Senin, 29 Februari 2016.
Posko pendaftaran dibuka sejak 24 Februari hingga 31 Maret. Hingga hari ini baru delapan orang yang mendaftar. Lima di antaranya pelajar sekolah dasar yang sudah diterima di SDN Pulo Gebang 01 dan 02, sedangkan tiga lainnya pelajar jenjang Paket A, B, dan C.
"Yang mendaftar dari kemarin sudah ada yang mulai masuk," kata Sukasih, petugas piket dari Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur. Ia menambahkan bisa saja penduduk belum mendaftarkan karena menunggu tahun ajaran baru.
Para pelajar nantinya akan ditempatkan di sekolah-sekolah terdekat dari rusun. Meski begitu, mereka diperbolehkan memilih sekolah. Untuk sekolah dasar ada SDN Pulo Gebang 01 dan 02, jenjang menengah ada SMPN 172, 144, 234, 146, 193, 256, 138, dan 168. Sedangkan jenjang atas ada SMAN 11, 89, 76, 102, dan 107.
"Itu yang ada di Kecamatan Cakung. Intinya bisa memilih mau di sekolah mana, tapi kami arahkan ke yang terdekat dahulu," ucap Sukasih.
Hingga kini, berdasarkan data yang disampaikan Ageng, dari 86 Kepala Keluarga penduduk eks Kalijodo, 77 di antaranya sudah menempati rumah susun. Sementara itu, enam KK sudah mendapat unit tapi belum mengambil kunci, dan tiga lainnya belum mengikuti undian.
AHMAD FAIZ