TEMPO.CO, Jakarta - Penduduk Rumah Susun Pulogebang menyatakan menyambut dengan tangan terbuka eks warga Kalijodo yang pindah ke rusun itu. Penghuni Rusun Pulogebang tak keberatan, asalkan mereka bukan pekerja seks komersial atau pemilik kafe.
"Jangan panas-panasilah. Siapa yang menolak? Di sini tidak ada yang menolak," kata Reibi saat ditemui di kedai miliknya di Tower D Rusun Pulogebang, Jakarta, Senin, 29 Februari 2016.
Baca: Penduduk Eks Kalijodo Diberi Pekerjaan di Rusun Pulogebang
Warga rusun menyambut baik karena mengetahui bahwa rusun berada di bawah kewenangan pemerintah. "Bukan tempatnya untuk protes atau menolak kedatangan penduduk Kalijodo," ujarnya.
Selain itu, warga tidak keberatan karena yang pindah adalah penduduk biasa, bukan pekerja seks komersial atau pemilik kafe di Kalijodo. "Di sini kan yang dari Jakarta Barat semua. Usaha-usaha kafe banyak yang di Utara, kan," tutur warga rusun Blok D ini.
Baca juga: Palyja Temukan 400 Saluran Air Ilegal di Kalijodo
Ia menceritakan, dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad pada Ahad kemarin, penghuni rusun secara terbuka menyambut kedatangan eks warga Kalijodo. Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Pulogebang Ageng Darmintono menjelaskan, spanduk bertuliskan ucapan selamat datang pun dipasang dalam acara tersebut.
"Dulu saudara kaum Muhajirin, sekarang jadi kaum Ansor. Nah, sekarang ada kaum Muhajirin lagi dari Kalijodo, tolong disambut," ujar Ageng menuturkan kembali sambutannya dalam acara Maulid kemarin.
AHMAD FAIZ