TEMPO.CO, Depok - Anton Herdiyanto alias Aji, tersangka pembunuhan dua pemuda di drainase Depok, diketahui mempunyai padepokan bernama Satrio Aji Danurwenda. Padepokan tersebut digunakan untuk menjaring para korban dengan modus praktek perdukunan yang dilakukan Anton.
"Korbannya dijanjikan kekayaan dengan pemberian benda klenik yang dimilikinya. Bahkan sampai penarikan benda gaib," kata Harry Kurniawan, Kepala Kepolisian Resor Depok, Senin, 3 Oktober 2016.
Pelaku menggunakan media sosial untuk menjaring pengikutnya dalam praktek perdukunan. Menurut Harry, praktek yang dilakukan tersangka hampir mirip dengan praktek perdukunan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, dalam menggandakan duit. "Keduanya sama-sama menjanjikan kekayaan."
Baca: Anton, Pembunuh 2 Mayat di Drainase, Dikenal Tertutup
Polisi masih menyelidiki keterkaitan praktek perdukunan yang dilakukan Anton dengan Dimas Kanjeng. Soalnya keduanya mempunyai padepokan yang diikuti ratusan pengikut. "Padepokan Anton alias Aji diikuti ratusan pengikut," ucapnya.
Selain itu, polisi masih menyelidiki apakah ada korban lain yang bernasib sama dengan dua korban yang tewas dibunuh tersangka. "Kami masih menyelidiki modusnya. Kemungkinan besar ada korban lain. Sebab, praktek padepokannya sangat terorganisasi dan berkembang melalui media sosial," ujarnya.
Baca: Sadis: Diduga Depresi, Ibu Ini Memutilasi Anak Kandungnya
Selain Anton, ada pelaku lain yang ditangkap polisi berinisial R, 35 tahun. Setelah berhasil menangkap kedua pelaku di Tulang Bawang, Lampung, Sabtu lalu, anggota Polresta Depok melakukan penggeledahan ke rumah kontrakan Anton di Jalan M. Yusuf 1 RT 2 RW 21, Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya.
Dari rumah Anton, polisi menemukan barang bukti berupa keris, jimat, emas batangan palsu, semar mesem, kulit harimau, mani gajah, dan banyak barang klenik lain. "Masih didalami apakah pembunuhan berencana atau tidak. Dipastikan mereka yang membuang jasad kedua korbannya," ujarnya.
IMAM HAMDI